Irini Dewi Wanti.
WANGIWANGI, BKK – Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut bahwa keberadaan masyarakat suku Bajau punya peran penting dalam menjaga cagar bisodfer di Kabupaten Wakatobi.
Direktur PPK Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti saat ditemui di Wakatobi mengatakan, bahwa berdasarkan sejumlah literasi kemaritiman Nusantara bahwa masyarakat Suku Bajau mempunyai peran penting dalam menjaga kelestarian laut.
“Sejumlah narasi mengatakan Suku Bajau ini adalah penjaga laut, maka yang diharapkan konsistensi dari narasi ini harus tetap dipelihara,” kata Irini Dewi saat membuka Focus Discussion Group (FGD) bersama masyarakat Suku Bajau di Kabupaten Wakatobi, Rabu (1/5).
Dia menyebutkan bahwa orang-orang yang paham tentang konservasi laut dan pelestarian cagar biosfer tersebut adalah mereka yang memiliki pengetahuan dan tinggal di atas permukaan laut itu sendiri.
“Pengatahuan itu pasti dimiliki masyarakat Suku Bajau karena mereka tinggal di atas permukaan laut,” katanya.
Peran penjaga laut ini lah yang harus terus dipertahan oleh masyarakat Suku Bajau sehingga kelestarian laut baik di atas permukaan maupun yang di dalam laut tetap terjaga.
“Harapannya adalah kita ingin membicarakan peran Suku Bajau di sini tentang cagar biosfer, masih konsisten kah masyarakat Suku Bajau yang menjadi bagian penting memelihara cagar biosfer kita, menjadi orang-orang atau masyarakat terdepan yang tetap bertahan di dalam memelihara kelestarian laut,” ujarnya.
Irini Dewi menyampaikan bahwa masyarakat Suku Bajau merupakan orang-orang yang sangat berkontribusi ketika berbicara tentang cagar biosfer, bukan hanya semata fisiknya saja, tetapi secara filosofis, kearifan lokal, serta ekspresi keseniannya juga harus bisa ditampilkan dan dihadirkan.
“Kita harus menjamin keberlangsungan kehidupan dan budaya Suku Bajau,” karanya.
Untuk itu, dia berharap bahwa pentingnya menghadirkan pembelajaran atau proses transfer ilmu pengetahuan kepada para anak-anak penerus generasi Suku Bajau, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Regenerasi ini juga sangat penting, saya kemarin masuk di perkampungan Suku Bajau, banyak sekali anak-anak yang usia sekolah artinya SD sampai dengan SMA itu di perkampungan tersebut sedang main dan sangat senang sekali dan gembira. Nah sudah kah transfer pengetahuan ini tetap berlanjut pada mereka, mungkin dalam diskusi ini akan terjawab,” harapnya. (rilis/nir)