BPS Catat Indeks Ketimpangan Gender di Sultra Sebesar 0,491

  • Bagikan

Kantor BPS Sultra. (FOTO:IST)

KENDARI, BKK- Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Sultra tahun 2023 sebesar 0,491, naik 0,001 poin dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 0,490.

Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti mengatakan kenaikan ketimpangan gender terjadi karena penurunan dimensi kesehatan reproduksi dan dimensi pemberdayaan. Ketimpangan gender di Sultra selama empat tahun (2019-2022) secara konsisten menurun namun pada tahun 2023 ini meningkat.

Sejak tahun 2019, IKG rata-rata turun 0,01 poin per tahun, kecuali tahun 2021 ke 2022 turun sebesar 0,06 poin dan tahun 2023 meningkat sebesar 0,001 poin.

“Penurunan ketimpangan gender terbesar terjadi pada tahun 2022 yang turun 0,064 poin yang utamanya dipengaruhi oleh perbaikan dimensi kesehatan reproduksi yaitu menurunnya proporsi perempuan yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF),” ungkapnya, Sabtu (11/5).

Dijelaskan, MTF menurun 0,271% poin yaitu dari 0,443% pada tahun 2021 menjadi 0,172% pada tahun 2022, dan kembali meningkat menjadi 0,176% pada tahun 2023.

Agnes menuturkan apaian IKG pada tingkat kabupaten/kota selama kurun waktu 2019-2023 mengindikasikan perkembangan ketimpangan gender yang semakin baik. Sebagian besar kabupaten/kota setiap tahun mengalami penurunan ketimpangan gender.

“Pada tahun 2023, ketimpangan gender paling rendah dicapai oleh Kota Baubau, diikuti oleh
Kota Kendari, Konawe Selatan, Wakatobi dan Kolaka Utara. Selama kurun waktu 2019-2023, sebagian besar kabupaten/kota relatif mengalami penurunan ketimpangan gender,” ucapnya.

Agnes mengungkapkan untuk Kota Kendari mengalami penurunan ketimpangan gender paling tinggi sebesar 0,132 poin.

“Kesetaraan gender semakin membaik ini ditandai dengan menurunnya Indeks Ketimpangan Gender (IKG) yang terutama dipengaruhi oleh perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dan dimensi pemberdayaan,” jelasnya.

Lanjutnya, perbaikan dimensi kesehatan reproduksi sejalan dengan peningkatan persentase perempuan berumur 15-49 tahun pernah kawin dan melahirkan anak lahir hidup
dalam 2 tahun terakhir di Puskesmas yaitu sebesar 19,46% pada tahun 2022 dan meningkat menjadi 32,93% pada tahun 2023 atau 13,47% poin.

“Perbaikan dimensi pemberdayaan terlihat pada perubahan persentase perempuan umur 25 tahun ke atas yang berpendidikan minimal SMA mengalami peningkatan dari tahun 2023 dibandingkan tahun 2022, yaitu peningkatan sebesar 1,72% poin.

Hal ini sejalan juga dengan peningkatan proporsi pendidikan minimal SMA perempuan umur 25 tahun ke atas dibandingkan dengan laki-laki umur 25 tahun ke atas yang mengalami peningkatan sebesar 0,92 pada tahun 2022 menjadi 0,97 pada tahun 2023 atau eningkat 0,05% poin,” tutupnya. (r5/r2)

  • Bagikan