Pahri Yamsul. (FAYSAL/BKK)
KENDARI, BKK – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga Sultra mencatat adanya kerusakan parah sepanjang 260 kilometer jalan di Bumi Anoa.
Kerusakan jalan ini berdampak besar terhadap pengguna jalan, baik pengendara roda dua maupun roda empat, yang mengalami kesulitan saat melintas.
Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra Pahri Yamsul menjelaskan, bahwa data kerusakan jalan ini diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan di 17 kabupaten/kota di Sultra sejak tahun 2023 lalu.
“Jadi, survei ini bertujuan untuk memetakan kondisi jalan di wilayah tersebut, dan menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan,” kata Pahri Yamsul, Kamis (16/5).
Dikatakan, untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra telah berupaya memperbaiki jalan yang rusak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengusulkan perbaikan jalan melalui program Instruksi Presiden (Inpres) sepanjang lebih dari 140 kilometer untuk tahun 2024.
“Usulan kita kemarin itu sebenarnya 140 kilometer lebih untuk di 17 kabupaten dan kota. Alhamdulillah yang disetujui 50 kilometer lebih,” ujar Pahri.
Dia bilang, bahwa jalan rusak yang menjadi usulan itu sepanjang kurang lebih 100 kilometer berada di Baubau-Buton Utara (Butur). Ini membutuhkan perhatian serius, karena kondisinya sangat parah.
“Kondisinya sudah tidak mantap. Sangat parah,” ungkapnya.
Persoalan jalan rusak ini juga telah dibicarakan dengan Anggota DPR RI Dapil Sultra, Ridwan Bae, agar bisa diusulkan di Senayan. Selain itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sultra juga telah memperjuangkan usulan perbaikan jalan yang rusak ini saat Presiden RI berkunjung ke Bumi Anoa beberapa waktu lalu.
Dia memaparkan, bahwa total panjang jalan di Sultra mencapai sekitar 1.073 kilometer. Dari jumlah tersebut, sepanjang 730 kilometer berada dalam kondisi baik, sementara sisanya, yakni lebih dari 260 kilometer, mengalami kerusakan parah.
“Kondisi mantap itu sekitar 730 kilometer lebih dan yang tidak mantap itu 260 kilometer lebih,” ucapnya.
Pahri juga menekankan pentingnya pemeliharaan jalan yang berada dalam kondisi baik, agar tidak rusak di kemudian hari.
“Yang mantap ini kalau tidak dipelihara per tahun bisa tidak mantap. Karena itu perlu pemeliharaan untuk jalan-jalan yang kondisinya sudah mantap,” tutupnya. (r4/nir)