Kelompok nelayan Padakuang, Desa Bajo Indah, Kecamatan Soropia, Konawe. (FOTO:IST)
KENDARI, BKK- Kelompok Nelayan Padakauang, Desa Bajo Indah, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe mengajak kepada seluruh masyarakat pesisir di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk bersama-sama menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang aman dan kondusif.
Serta, berperan aktif dalam menjaga ekosistem laut dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024.
Ketua Kelompok Nelayan Padakauang, Hapid juga menyampaikan agar melakukan penangkapan ikan tanpa menggunakan bahan peledak, bahan kimia dan pukat harimau demi kelangsungan potensi sumber daya perikanan laut agar perekonomian bangkit.
“Mari menjaga kelestarian ekosistem laut tanpa menggunakan bahan peledak, bahan kimia dan pukat garimau,” imbuhnya, Minggu (9/6).
Dibeberkan, Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2024 adalah program global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan untuk melindungi lingkungan setiap tahun jatuh pada tanggal 5 Juni.
Tujuan dari program ini adalah untuk menyebarkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, polusi, penggundulan hutan dan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Oleh karena itu, seiring dengan kemajuan kita, pentingnya Hari Lingkungan Hidup Sedunia menjadi semakin penting,” katanya.
Dikatakan, tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2024 adalah “Restorasi Ekosistem”.
Dimana, ekosistem hutan, lahan basah, lautan, lebih penting bagi kehidupan, namun menghadapi tekanan yang sangat besar akibat aktivitas manusia.
Sehingga, krisis iklim memerlukan tindakan segera, seperti yang disoroti dalam laporan terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antar Pemerintah tentang perubahan uklim, yang memperingatkan akan meningkatnya suhu dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Menurut Hapid, dengan memulihkan ekosistem, kita dapat melakukan mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Dimana, reboisasi tidak hanya penting bagi lingkungan tetapi juga bermanfaat secara ekonomi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam restorasi dapat menghasilkan manfaat ekonomi hingga $30, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas.
Strategi pemulihan ramah lingkungan memberikan peluang unik untuk memprioritaskan restorasi ekosistem.
“Setiap orang mempunyai peran yang harus dimainkan baik pemerintah, APH, dunia usaha, dan individu. Dukungan kebijakan, tanggung jawab pihak terkait dan tindakan sehari-hari dapat membawa perubahan bahkan Pendidikan pada usia dini pun berperan penting dalam mempengaruhi pengelola lingkungan di masa depan, ” pungkasnya. (r4/r2)