Pj Bupati dan Ketua DPRD saat membuka rembuk stunting tahun 2024.
LASUSUA, BKK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Utara (Kolut) yang saat ini dinahkodai Pejabat (Pj) Bupati Yusmin terus berupaya agar angka stunting turun. Sebab angka stunting pada tahun 2023 sempat naik mencapai 31,8% atau naik 7% dari tahun 2022 yang berada diangka 24,8%.
“Efisiensi dalam penggunaan anggaran daerah, dengan fokus pada program-program yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat,” kata Yusmin saat membuka kegiatan Rembuk Stunting Tahun 2024, Senin (14/10).
Yusmin menekankan para Kepala OPD jangan banyak melakukan program perjalanan dinas yang tidak berkaitan dengan program penurunan stunting. harus memastikan setiap anggaran yang digunakan berdampak pada penurunan stunting.
“Penurunan stunting merupakan tanggungjawab semua pihak. Tidak dapat dibebankan pada satu pihak saja seperti Dinas Kesehatan,” katanya.
Menurut Yusmin, stunting menjadi tantangan serius dan menjadi perhatian khusus. Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Kolut ini mencapai 31,8%, naik 7% dari tahun sebelumnya yang berada di angka 24,8%.
“Kami optimis angka stunting akan berhasil diturunkan dan dari data sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM). Pada bulan Juli 2024, angka stunting turun 3,81%,” tuturnya
Pemerintah, terus mendorong program percepatan penurunan stunting. Bergerak bersama, memastikan bahwa program penurunan stunting mendapat dukungan penuh dari Forkopimda. Dukungan ini penting untuk memastikan konvergensi program dari tingkat kabupaten hingga desa dan kelurahan.
“Bulan Juni 2024, seluruh balita di Kolut, yang berjumlah 10.041 anak. Semuanya telah mengikuti kegiatan Posyandu di wilayah masing-masing,” jelas Yusmin.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sultra ini menambahkan, dari data 10.041 anak di Kolut, 357 anak teridentifikasi mengalami stunting.
Yusmin menargetkan angka stunting di Kolaka Utara bisa turun hingga 0% pada tahun 2045, ini sejalan dengan visi Indonesia Emas.
“Stunting adalah musuh bersama. Kita harus memastikan bahwa generasi mendatang, khususnya anak-anak kita, tumbuh dengan sehat dan cerdas. APBD 2025 harus difokuskan pada upaya penurunan stunting. Tidak perlu terlalu banyak program yang tidak relevan, mari kita fokus pada yang benar-benar penting,” tutup Yusmin.
Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekab) Kolut DR. Taupik S mengatakan, berbagai kegiatan strategis akan dilakukan, untuk mendukung penurunan stunting.
“Program pelaksanaan bulan pembangunan balita pada Februari dan Juli, penguatan peran camat dalam mendukung intervensi stunting, serta pemanfaatan dana desa untuk intervensi gizi bagi balita,” kata Taupiq. (ral/nir)