LABUNGKARI, BKK – Penjabat (Pj) Sekretaris Kabupaten (Sekab) Buton Tengah (Buteng) Muhammad Rizal, meresmikan Kantor Desa Waara, Kecamatan Lakudo. Acara peresmian ini dihadiri jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para kepala desa, serta tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Pj Sekab Buteng menegaskan, dengan adanya peresmian Kantor Desa Waara ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta menjadi langkah awal menuju kemajuan yang lebih pesat bagi desa tersebut.
Dia berpesan, Desa Waara dapat bersinergi dengan desa tetangganya yakni One Wara. Ia menekankan bahwa kedua desa ini harus menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, terutama sebagai gerbang utama distribusi bongkar muat barang dari Pulau Jawa.
“Dengan adanya jalur distribusi yang lebih baik, diharapkan harga barang di wilayah tersebut dapat lebih kompetitif dibandingkan dengan Kota Baubau,” imbuhnya.
Lanjut dia, sebagai bagian dari strategi peningkatan ekonomi masyarakat, pemerintah daerah berencana untuk memperbaiki pelayanan transportasi penyeberangan, membangun pelabuhan peti kemas, serta mengembangkan kawasan pergudangan.
Selain itu, beber dia, pengembangan “Kota Santri” dan kawasan villa di sepanjang jalur Wara-Madongka juga menjadi prioritas utama, dalam upaya meningkatkan daya tarik daerah ini.
Pj Sekab juga mengajak masyarakat Desa Waara dan One Wara yang berada di perantauan, untuk kembali dan berkontribusi dalam pembangunan kampung halaman mereka.
Menurutnya, keterlibatan para perantau akan memberikan dampak positif, bagi penguatan ekonomi lokal dan percepatan kemajuan desa.
“Selain pengembangan infrastruktur dan perdagangan, kawasan pesisir Waara dan One Wara memiliki potensi besar dalam sektor kelautan, khususnya budidaya lobster mutiara dan rumput laut. Pengelolaan yang optimal di sektor ini diyakini dapat membuka peluang usaha baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” bebernya.
Menutup sambutannya, Pj Sekab mengingatkan agar perbedaan administratif tidak menjadi pemisah antara Desa Waara dan One Wara. Ia menegaskan, bahwa batas wilayah hanya bersifat administratif, sementara dalam aspek ekonomi, sosial, dan pembangunan, keduanya harus bersinergi demi kemajuan bersama. (cr1/c/nir)