Launching Go Green Kemenag Sultra Action dan Deklarasi Madrasah, Ini Harapan Kakanwil

  • Bagikan
Sekprov Sultra H. Asrun Lio bersama Kakanwil Kemenag Sultra, H. Muhamad Saleh. (FOTO:IST)

KENDARI, BKK- Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sultra H Asrun Lio bersama Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sultra, H. Muhamad Saleh, melaunching program go green Kemenag Sultra Action.

Sekaligus, deklarasi madrasah dan pondok pesantren yang aman, nyaman dan menyenangkan, bebas kekerasan, pelecehan seksual dan perundungan yang ditandai dengan penekanan tombol digital bertempat di MTsN 1 Konawe Selatan (Konsel), Sabtu (15/2).

Muhamad Saleh mengatakan, Isu-isu lingkungan seperti pemanasan global, banjir, dan kerusakan ekosistem semakin nyata. Oleh karena itu, melalui Go Green Kemenag Sultra Action, kita berkomitmen untuk berkontribusi dalam menjaga keseimbangan alam.

“Ini bukan sekadar program seremonial, tetapi sebuah gerakan nyata yang harus kita tanamkan di setiap lini kehidupan. Dengan menanam pohon dan menjaga lingkungan, kita tidak hanya memberikan manfaat bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi anak cucu kita di masa depan,” ungkap Saleh.

Langkah ini, lanjut Saleh, sejalan dengan ASTA CITA yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, serta visi besar Kementerian Agama RI sebagaimana disampaikan oleh Menteri Agama RI, H. Nasaruddin Umar dan Wakil Menteri Agama RI, Romo H. R. Muhammad Syafi’i dalam upaya memperkuat kerukunan dan keberlanjutan lingkungan.

“Sebagai bagian dari program ini, kami juga mengajak seluruh keluarga besar Kanwil Kemenag Sultra untuk berperan aktif dalam gerakan hijau ini melalui Go Green Kemenag Sultra Action. Program ini akan mendorong setiap individu untuk menerapkan kebiasaan ramah lingkungan seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah dan penggunaan energi yang efisien dalam penerapan hidup sehari-hari,” lanjutnya.

Saleh menambahkan, Kanwil Kemenag Sultra diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran ekologis. Selain komitmen terhadap kelestarian lingkungan, kita juga memiliki tanggung jawab besar dalam membangun ekosistem pendidikan yang aman dan nyaman bagi anak-anak kita.

Disisi lain, sebut Saleh, maraknya kasus perundungan, kekerasan, dan pelecehan seksual di lingkungan pendidikan menjadi alaram bagi semua pihak untuk bertindak.

“Melalui Deklarasi Madrasah dan Pondok Pesantren Aman, Nyaman, dan Menyenangkan, kita ingin memastikan bahwa madrasah dan pesantren menjadi tempat yang ramah, bebas dari segala bentuk kekerasan dan kondusif bagi tumbuh kembang peserta didik,” harapnya.

Menurutnya, dalam mendukung program ini, Madrasah harus menjadi ruang yang inklusif, tempat di mana peserta didik merasa aman, nyaman, dan menyenangkan dalam belajar serta berinteraksi.

Upaya ini harus didukung dengan penerapan nilai-nilai moderasi beragama, pendidikan karakter, serta penguatan literasi digital guna mencegah penyebaran informasi yang dapat memicu konflik dan perundungan di lingkungan pendidikan.

Selain itu, peran guru, orang tua dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang berbasis kasih sayang dan penghormatan terhadap hak setiap individu.

“Dua program yang kita launching hari ini bukan hanya sekadar wacana, tetapi harus kita jadikan sebagai gerakan berkelanjutan. Saya mengajak seluruh pihak, baik dari pemerintah, dunia pendidikan, maupun masyarakat luas, untuk bersama-sama menyukseskan gerakan ini,” ungkapnya.

“Dengan sinergi dan kebersamaan, kita dapat menjadikan Sulawesi Tenggara sebagai pionir dalam menciptakan lingkungan yang hijau serta pendidikan yang aman dan inklusif,” pungkasnya.(r4/c/r2)

  • Bagikan