Dispar Sultra Kelola Monumen Patung Pahlawan Nasional Oputa Yi Koo di Baubau

  • Bagikan
Belli. (FOTO: FAYSAL/BKK)

KENDARI, BKK – Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi dipercaya untuk mengelola monumen patung pahlawan nasional Oputa Yi Koo, atau Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, yang terletak di Kotamara, Kota Baubau. Monumen ini menjadi simbol perjuangan salah satu tokoh penting dari Sultra.

Kepala Dispar Sultra, Belli, menjelaskan bahwa monumen ini kini berada di bawah pengelolaan Dispar.

“Kami lebih suka menyebutnya sebagai Monumen Oputa Yi Koo, karena di sana terdapat cerita sejarah yang sangat penting untuk dilestarikan,” ujar Belli, Senin (24/2).

Sebelumnya, monumen ini sempat ditinjau oleh Sekretaris Daerah (Sekda) yang mengarahkan agar pengelolaan monumen ini diserahkan kepada Dinas Pariwisata.

Belli menambahkan, meskipun patung Oputa Yi Koo sudah selesai dibangun, namun beberapa bagian lain seperti landscape dan fasilitas pendukung belum sepenuhnya rampung.

“Tahun ini, kami menganggarkan sejumlah kegiatan untuk operasional monumen, seperti pembangunan kios oleh-oleh dan ruang bawah akan dijadikan museum kecil untuk mengenang perjuangan pahlawan nasional Oputa Yi Koo,” jelasnya.

Sebagai bagian dari pengelolaan, Dispar juga berencan akan menempatkan pegawai untuk mengawasi operasional monumen dan pemasangan CCTV untuk memastikan keamanan.

“Kapasitas pengunjung di pelataran atas patung ini terbatas, hanya 25 orang saja. Ini bertujuan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung,” ungkapnya.

Belli juga menyebutkan kemungkinan untuk memungut retribusi daerah sebagai tiket masuk ke area monumen.

“Jadi nanti ada retribusi daerah yang dipungut untuk masuk ke sana. Nah sebelum itu kita lakukan tentunya pembenahan sarana prasarana didalam harus kita lengkapi,” ungkapnya.

Mendukung sarapa dan prasarana Dispar mengalokasikan sekitar Rp300 hingga Rp400 juta rupiah untuk membangun kios oleh-oleh, pemasangan CCTV, pemasangan pengeras suara serta beberapa sarana pendukung lainnya.

“Kami berharap dengan adanya museum dan fasilitas lainnya, pengunjung akan lebih tertarik untuk datang. Untuk pembukaan secara umum sendri saya koordinasi dulu dengan teman-teman cipta karya” tambahnya.

Walaupun pembangunan fisik monumen sudah selesai, untuk pemeliharaan masih berada di bawah pengawasan Cipta Karya selama enam bulan setelah penyelesaian proyek.

“Nanti setelah peresmiannya baru dinas pariwisata baru masuk kesana,” tandasnya. (r4/c/r2)

  • Bagikan

Exit mobile version