Perkuat Kemampuan Personel Dalmas, Polres Konut Gelar Latihan Pengendalian Unras

  • Bagikan
Polres Konut gelar latihan pengendalian Unras.

WANGGUDU, BKK – Kepolisian Resor (Polres) Konawe Utara (Konut), menggelar latihan pengendalian massa (Dalmas). Latihan ini bukan tanpa alasan, mengingat belakangan ini aksi unjuk rasa (unras) seperti tak ada habisnya di Konut.

Seolah sudah menjadi agenda rutin, aksi unjuk rasa di wilayah hukum Polres Konawe Utara terus menggema oleh para aktivis maupun masyarakat. Kompleksifitas persoalan di wilayah Konut mewajibkan pihak kepolisian, untuk selalu siap menghadapi segala situasi.

Tentu saja, demi menjaga ketertiban para personel kepolisian harus selalu siap siaga. Jadi, agar personel Dalmas Polres Konut tak canggung atau kaku saat berhadapan dengan kerumunan massa ketika aksi unjuk rasa terjadi, mereka diperkuat lagi dengan berbagai taktik pengamanan.

Senin (24/2) bertempat di lapangan apel Mapolres Konut, latihan Dalmas dilakukan dipimpin langsung Kasat Samapta AKP Laode Bahmid Asri. Sementara, Kanit Dalmas Bripka Jufri berperan sebagai pelatih, memastikan semua personel bisa bergerak selaras ketika pengamanan.

Latihan dimulai dengan sesi pemanasan, yang mencakup gerakan senam dan lari menggunakan tameng. Setelah itu personel digembleng dalam pembentukan berbagai formasi khas Dalmas, seperti formasi berbanjar, bersaf, dan paru lembing. Mungkin formasi ini bakal sangat berguna, jika aksi unjuk rasa di Konut semakin kreatif dan variatif.

Di tempat yang sama Kapolres Konut, AKBP Rico Fernanda menegaskan, bahwa latihan ini bertujuan untuk menyegarkan ingatan personel tentang teknik Dalmas. Latihan ini sangat penting untuk dilakukan, untuk meningkatkan kesiapsiangaan personel dalam menghadapi segala situasi.

Dia menambahkan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kantibmas) bisa terwujud melalui kerja sama semua pihak. Masyarakat juga diharapkan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.

“Kemampuan personel dalam pengendalian massa perlu terus dilatih, untuk profesionalitas dan ketepatan dalam bertindak,” pungkas Rico.

Diketahui, kebanyakan aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat, aktivis, maupun LSM berkaitan dengan persoalan pertambangan nikel atau yang biasa disebut “tanah merah”.

Maklum saja wilayah Konut merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) nikel yang melimpah. Aksi unjuk rasa biasa terjadi ketika masyarakat menilai pengelolaan SDA itu tidak sesuai dengan regulasi oleh puluhan perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP). Selain itu beberapa persoalan seperti pemenuhan hak-hak masyarakat, juga kerap menyulut terjadinya Unras. (vel/nir)

  • Bagikan

Exit mobile version