BAUBAU, BKK – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau berencana mengubah nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baubau untuk pertama kalinya, sebagai upaya memberikan identitas baru yang lebih mencerminkan sejarah dan budaya Buton.
Perubahan ini akan didukung dengan penyusunan naskah akademik, guna memastikan dasar hukum dan penganggaran yang tepat.
Demikian dikatakan Asisten I Setda Kota Baubau, La Ode Aswad dalam sambutannya mewakili Wali Kota Baubau pada acara peringatan Nuzulul Qur’an yang dirangkaikan dengan buka puasa bersama dan penyerahan santunan kepada tenaga non-ASN lingkup RSUD Baubau.
Menurut La Ode Aswad, beberapa opsi nama telah dipertimbangkan, termasuk nama dari 37 Sultan Buton, terutama yang memiliki kiprah di bidang kesehatan.
“Perubahan nama ini harus diikuti dengan penyusunan naskah akademik, agar memiliki dasar yang kuat dalam penganggaran dan pelaksanaannya. Ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi kepala rumah sakit,” ujarnya.
Selain itu, La Ode Aswad menekankan pentingnya peningkatan kualitas layanan RSUD Baubau, meskipun ada kebijakan efisiensi anggaran.
“Meskipun ada keterbatasan anggaran, layanan yang diberikan kepada masyarakat minimal harus tetap sama atau bahkan meningkat,” harapnya.
Sementara itu, Kepala RSUD Baubau, dr. Sadly Salman, Sp.OG., dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa sebanyak 140 tenaga non-ASN RSUD Baubau menerima bantuan berupa bahan pokok seperti beras, minyak, gula, kue, dan sirup.
Dikatakan, para penerima bantuan ini terdiri dari tenaga cleaning service, operator listrik, jaringan internet, satpam, juru masak, dan petugas pencuci.
“Bantuan ini diharapkan dapat membuat mereka lebih khusyuk dalam menyambut Idulfitri dan bisa berbagi dengan keluarga mereka,” ungkap dr. Sadly. (cr1/c/nir)