Guru Besar UHO Jabat Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi BGN RI

  • Bagikan
Prof Dr Ir Sitti Aida Adha Taridala, MSi (kanan) bersama Kepala BGN RI, Dr Ir Dadan Hindayana seusai dilantik. (FOTO:IST)

KENDARI, BKK- Prof Dr Ir Sitti Aida Adha Taridala, M.Si kembali resmi dilantik sebagai Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi pada Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola, Badan Gizi Nasional (BGN) Republik Indonesia (RI), pada 7 Maret 2025 lalu.

Guru besar Fakultas Pertanian (FP) ini dilantik langsung oleh Kepala BGN RI, Dr. Ir. Dadan Hindayana. Prof. Aida juga tercatat sebagai Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) DPD Sultra.

Dosen FP Universitas Halu Oleo (UHO) ini tidak butuh waktu lama untuk tunjukkan beberapa kinerjanya.

Salah satunya, Prof. Aida, pada Senin (24/3/2025)- Kamis (27/3/2025) turun lapangan langsung memantau keadaan dan kesiapan dapur pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bumi Anoa (sebutan untuk Sultra).

Adalah, di Kota Kendari; Kabupaten Konawe; dan Kota Baubau. Sekalian meninjau lokasi di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) yang akses transportasi daratnya cukup sulit, yaitu di Kecamatan Laonti. Dimana, ada beberapa desa yang tidak memiliki akses lewat darat, tapi harus naik perahu menyusuri pesisir.

“Dari 12 Desa di Kec. Laonti, ada 6 desa yang tidak bisa diakses lewat darat melainkan harus melewati pesisir menggunakan perahu, dimana antar desa itu bisa memakan waktu 1 sampai 2 jam, dan informasi itu disampaikan oleh Bupati Konsel dan Ketua DPRD Konsel saat berkunjung beberapa waktu lalu di Kantor kami BGN pada Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola di Jakarta,“ ujar Prof. Aida yang juga menjabat sebagai Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia itu, Minggu (23/3) malam.

Prof. Aida mengungkapkan, peninjauan ke lokasi tersebut sangat penting, sambungnya, dalam rangka menyusun pedoman tata kelola distribusi atau pengadaan secara keseluruhan di lokasi yang masuk di wilayah 3T (daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar) yang sangat relevan untuk BGN melihat dan mempelajari keadaan disana, sehingga dapat disusun pedoman yang mengakomodir realitas situasi berbeda untuk wilayah 3T tersebut.

Tujuannya adalah agar semua sasaran dapat memperoleh manfaat dari Program MBG ini.

Jadi itu akan berbeda perlakuannya dengan lokasi- lokasi yang kondisinya normal yang memenuhi standar misalnya di Kendari.

Sebutnya, karena akan sangat berbeda situasinya dengan desa- desa yang seperti tadi (Desa yang berada di Kec. Laonti), dengan jumlah sekolah itu hanya 1 setiap desa dan jumlah siswanya itu terbilang sedikit hanya sekitar 100 orang.

Diketahui, BGN merupakan Lembaga Negara Non Kementerian yang Berdedikasi untuk Pemenuhan Gizi Nasional. Selain itu, BGN hadir untuk mengedukasi makan bergizi (pola makan berimbang), membiasakan makan bergizi, dan meningkatkan status gizi generasi muda (anak sekolah), ibu hamil dan menyusui dengan makan bergizi gratis dan berkolaborasi lintas sektor.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra menyiapkan 57 SPPG, guna mendukung program MBG di Bumi Anoa.

Dari total jumlah SPPG tersebut, sebanyak 25 dapur akan difasilitasi langsung Pemprov, sementara 32 lainnya menjadi tanggung jawab kabupaten dan kota masing-masing daerah.

Secara total nantinya Pemprov Sultra akan membangun 200 SPPG untuk mendukung program MBG. (din/r2)

  • Bagikan