Solusi Banjir Jalan Trans Sulawesi Harus Bangun Jembatan Permanen

  • Bagikan
Asrun Lio. (FOTO: FAYSAL/BKK)

KENDARI, BKK – Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio, menyampaikan solusi terkait permasalahan banjir yang melanda Kabupaten Konawe Utara (Konut), khususnya di Jalan Trans Sulawesi, Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, dan Desa Padalere Utama, Kecamatan Wiwirano.Dalam rapat yang digelar pada Selasa (8/4), berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah provinsi, Dinas Lingkungan Hidup, BPBD, Dinas Sosial, Balai Jalan Nasional, dan Balai Wilayah Sungai, membahas mengenai terputusnya jalan trans Sulawesi di Konut dan juga ada jembatan gantung mengalami ketinggian air. “Tentu kehadiran dua balai ini untuk memberikan solusi baik itu solusi jangka pendek maupun solusi jangka panjang,” katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya usai melakukan rapat, Selasa (8/4). Sekprov Sultra tersebut juga menambahkan bahwa meski ada usulan untuk meninggikan jalan, hal tersebut tidak dapat dilaksanakan karena dapat memblokir aliran air dan berpotensi menyebabkan banjir di daerah lain. Oleh karena itu, solusi yang diambil adalah membangun jembatan permanen dengan konstruksi yang telah direncanakan oleh Balai Jalan Nasional.”Jadi untuk jangka panjang tentu akan dibuat jembatan yang permanen yakni yang sudah ada kontruksinya. Yang mereka buat sudah desainnya untuk jangka panjang itu untuk mengatasi bencana banjir yang ada di Desa Sambandete kecamatan Oheo,” jelasnya. Lebih lanjut, Asrun Lio menyatakan bahwa untuk jangka pendek, pihaknya meminta agar akses jalan dapat segera diperbaiki agar kendaraan dapat melewati lokasi tersebut tanpa harus menggunakan rakit. “Solusi jangka pendeknya adalah pembangunan jembatan bailey yang bisa segera digunakan, sementara jembatan permanen akan dibangun dalam waktu yang lebih panjang,” ujarnya.Diharapkan, jembatan permanen yang direncanakan ini akan mengatasi permasalahan banjir yang sering terjadi, khususnya di Desa Sambandete dan Kecamatan Oheo. Pembangunan jembatan tersebut akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).”Jadi untuk jembatan bailey ini akan dilihat bentangannya dan secara teknis mereka akan lakukan itu dalam waktu dekat. Dan sekarang masih terkendala, karena harus membangun tiang dan untuk material dimasukkan dalam kondisi hujan sekarang akan terbawah arus, ” ungkapnya.”Jadi mereka perhitungkan dulu secara teknis karena puncak musim hujan diperkirakan terjadi antara bulan Mei hingga Juni, sehingga langkah-langkah perbaikan ini diharapkan dapat segera mengatasi masalah akses yang terputus akibat banjir,” tambahnya. Lanjut Asrun menambahkan, khusus untuk perbaikan jembatan gantung sendiri harus di usulkan oleh kabupaten lalu balai jalan akan membangun atau membuat jembatan tersebut. “Jadi nanti anggarannya menggunakan APBN tapi atas usul dari Kabupaten,” tuturnya. (r4/c/r2)

  • Bagikan