KENDARI, BKK- Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan nilai impor Sultra pada Februari 2025 sebesar US$109,91 juta atau mengalami peningkatan sebesar 25,34% dibanding impor Januari 2025 yang tercatat US$87,69 juta. Sejalan dengan itu, volume impor pada Februari 2025 tercatat sebesar 276,77 ribu ton atau naik 9,45% dibanding volume impor Januari 2025 yang tercatat sebesar 252,88 ribu ton.Plt Kepala BPS Sultra Surianti Toar mengatakan selama periode Januari 2023-Februari 2025, nilai impor Sultra tertinggi tercatat pada Maret 2023 dengan nilai mencapai US$255,36 juta dan terendah tercatat di Januari 2025 yaitu US$87,69 juta. “Sementara itu, volume impor tertinggi tercatat pada Januari 2023 yang mencapai 653,22 ribu ton dan terendah di September 2023 dengan volume 159,60 ribu ton,” ungkapnya, Sabtu (12/4). Dijelaskan, peranan impor Sultra Februari 2025 menurut golongan barang HS 2 digit didominasi oleh kelompok Komoditas bahan bakar mineral senilai US$86,61 juta atau 78,80% dan di urutan kedua adalah kelompok Komoditas mesin-mesin/pesawat mekanik senilai US$6,56 juta atau 5,96%. “Dilihat dari peranannya, total lima golongan barang memberikan kontribusi sebesar 95,41% terhadap total impor Sultra Februari 2025,” ucapnya. Kemudian, jika dilihat dari perkembangannya, impor golongan barang HS 2 Digit Sultra Februari 2025 dibandingkan Januari 2025 terjadi peningkatan pada komoditas barang yang memberi peran terbesar yaitu pada Komoditas bahan bakar mineral senilai US$13,93 juta atau aik 19,17%.Surianti menuturkan, total impor Sultra Februari 2025 mengalami peningkatan sebesar 25,34% atau naik senilai US$22,22 juta dibanding bulan sebelumnya. “Hal ini sejalan dengan peningkatan nilai impor dari negara Singapura senilai US$46,35 juta atau naik signifikan 592,38%. Di sisi lain terjadi penurunan nilai impor pada negara Malaysia sebesar 73,16% atau turun senilai US$28,24 juta,” jelasnya. Dilihat dari peranannya, total dari tiga negara utama selama Februari 2025 adalah 88,80% terhadap total impor Februari 2025 dengan rincian Singapura sebesar 51,53%, diikuti Tiongkok sebesar 72,40%, dan Malaysia sebesar 41,07%. Surianti menambahkan, secara lebih rinci, perkembangan impor Sultra dari tiga negara asal barang utama dapat dilihat menurut golongan penggunaan barang, selama Februari 2025 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar yaitu 91,49% dengan nilai US$100,56 juta. Sementara itu, golongan barang konsumsi memberikan peran terkecil yaitu 0,06% atau senilai US$0,06 juta.”Dibandingkan bulan sebelumnya, total nilai impor golongan penggunaan barang selama Februari 2025 mengalami peningkatan sebesar 25,34%. Peningkatan ini terjadi pada golongan bahan baku/ penolong senilai US$17,59 juta atau naik 21,20% dan barang modal naik senilai US$4,65 juta atau aik 100,31%. Di sisi lain, barang konsumsi turun senilai US$0,032 juta atau urun 29,40%,” tutupnya. (r5/d/r2)