April 2025, Sultra Kembali Catat Inflasi Sebesar 1,96%

  • Bagikan
Suasana kegiatan konferensi pers di Aula BPS Sultra

KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada April 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,96% atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,78 pada April 2024 menjadi 108,87 pada April 2025.Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Sultra Surianti Toar mengatakan, perkembangan harga berbagai komoditas pada April 2025 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Sultra di 4 kabupaten/kota, pada April 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,96% atau terjadi kenaikkan IHK dari 106,78 pada April 2024 menjadi 108,87 pada April 2025. Dijelaskan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,01%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,92%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,81%.Lanjutnya, kelompok kesehatan sebesar 2,26%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,65%, kelompok pendidikan sebesar 1,43%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran sebesar 2,74%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,99%. “Sedangkan, Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi y-on-y, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,27%, kelompok transportasi sebesar 1,66%, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,45%,” ungkapnya, Sabtu (3/5).Surianti menuturkan, komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan inflasi y-on-y pada April 2025, yaitu emas perhiasan, ikan layang/ikan benggol, ikan bandeng/ikan bolu, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai rawit, ikan selar/ikan tude, mobil, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, sepeda motor, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, kelapa, beras, nasi dengan lauk, tarif dokter umum, ikan katamba, kopi bubuk, Sigaret Putih Mesin (SPM), mie kering instant, udang basah serta pisang. “Sedangkan, komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu angkutan udara, tomat, telur ayam ras, sawi hijau serta daging ayam ras,” ucapnya. Lanjutnya, pada April 2025, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,32%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04%, kelompok kesehatan sebesar 0,06%.Selanjutnya, kata dia, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02%, kelompok pendidikan sebesar 0,06%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran sebesar 0,17%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,54%. Kemudian, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07%, kelompok transportasi sebesar 0,26%, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03%.”Pada April 2025, tingkat inflasi y-on-y Sultra sebesar 1,96% dan inflasi y-to-d sebesar 2,17%. Pada April 2025, dari 4 kabupaten/kota IHK di Sultra, seluruhnya mengalami Inflasi y-on-y. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Kolaka sebesar 3,32% dengan IHK 110,32 dan terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 1,34% dengan IHK 108,00,” pungkasnya. (r5/c/nir)

  • Bagikan