Pemkot Baubau Gelar FGD, Bahas Ketahanan Pangan dan Inflasi Daerah

  • Bagikan
Wali Kota Baubau saat membuka FGD terkait geliat ekonomi daerah dan peran strategis BUMD dalam ketahanan pangan untuk pengendalian inflasi Daera

BAUBAU, BKK – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertema “Geliat Ekonomi Daerah dan Peran Strategis BUMD dalam Ketahanan Pangan sebagai Stabilisator Pengendalian Inflasi Daerah”, Senin (5/5). Kegiatan tersebut berlangsung di ruang rapat lantai dua Kantor Wali Kota Baubau, Palagimata, dengan melibatkan unsur teknis serta konsultan dari Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara.Dalam sambutannya, Wali Kota Baubau, H. Yusran Fahim menegaskan, bahwa dinamika ekonomi daerah tidak bisa dilepaskan dari posisi strategis Kota Baubau di kawasan Kepulauan Buton (Kepton). Kota ini disebut berperan penting dalam lalu lintas distribusi barang dan jasa di wilayah timur Indonesia.”Baubau menjadi simpul pergerakan ekonomi di kawasan Kepton. Namun, dinamika inflasi juga sangat tinggi dan menuntut penanganan yang lebih sistematis dan kolaboratif,” ujar Yusran.Kata dia, FGD ini menjadi ruang diskusi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, serta lembaga keuangan negara untuk menggali solusi atas tantangan ekonomi yang dihadapi Baubau, terutama terkait ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.Yusran menggarisbawahi bahwa salah satu penyebab utama inflasi di Baubau adalah tingginya ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar daerah. Hal ini diperparah dengan rendahnya produktivitas lokal di sektor pangan. Komoditas strategis seperti ikan, cabai, bawang, dan sayur-mayur sebagian besar masih didatangkan dari luar, dengan rantai distribusi yang rentan terhadap gangguan cuaca maupun momen perayaan besar keagamaan dan budaya.”Dibutuhkan sinergi lintas sektor, mulai dari penguatan produksi lokal hingga efisiensi distribusi. Di sinilah BUMD bisa mengambil peran strategis sebagai penyetabil harga sekaligus motor penggerak ketahanan pangan,” tambahnya.Yusran juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur pendukung seperti sistem pergudangan, perizinan logistik, serta fasilitas bongkar muat di pelabuhan. Menurutnya, semua itu akan menentukan efisiensi harga pangan di tingkat konsumen.Selain membahas solusi teknis, FGD ini juga menjadi sarana penguatan komitmen antara pemerintah daerah dan lembaga keuangan dalam upaya membangun Baubau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional yang tangguh dan adaptif terhadap fluktuasi harga. (cr1/c/nir)

  • Bagikan