KENDARI, BKK – Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak meningkat di Kota Kendari. Berdasarkan data sejak Januari hingga akhir April 2025, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Kendari tercatat sebagai kota tertinggi se-Sultra, yakni sebanyak 22 kasus. Berbagai upaya penanganan dan pencegahan terus dilakukan. Hanya saja, berbagai tantangan menghadang, mulai dari pemahaman, penanganan hukum, hingga alokasi anggaran yang minim.Hal tersebut tentu saja memerlukan upaya luar biasa menangani darurat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Lulo ini.Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Kendari, Fitriani Sinapoy menuturkan, pihaknya terus berupaya memaksimalkan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak di wilayah ini. “Kita terus berupaya agar dapat mencegah kekerasan keksual terhadap anak, hal itu ditujukan agar kasus tidak semakin meningkat dan korban kian berkurang,” Kata Fitriani Sinapoy, Selasa (13/5). Ia menambahkan, Sejak Januari hingga akhir April 2025, ada rentetan kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dilaporkan terjadi di Kota Kendari. “Dari data ada sebagian anak dilecehkan, ada diperkosa, dan beberapa kasus masih berproses dan dalam pendampingan instansi terkait,” paparnya. Ia menjelaskan, bahwa untuk mencegah hal tersebut, pihaknya rutin melakukan sosialisasi dan kampanye kekerasan terhadap anak di sekolah.Dikatakan, setiap tahun, pihaknya menyasar lima sekolah dari total 126 TK hingga SMP di Kota Kendari. “Ia jadi sudah beberapa tahun ini telah dilakukan sosialisasi di 30 sekolah dari berbagai tingkatan. Kami berupaya agar hasilnya maksimal. Tentu itu masih minim, karena kami memiliki keterbatasan,” katanya.Perlunya terus disosialisasikan terkait kekerasan seksual ini, karena menurutnya masih banyak masyarakat menganggap kasus kekerasan seksual sebagai aib. Akibatnya, mereka enggan melapor. “Belum lagi dengan ketidaktahuan mengikuti proses yang ada. Di sisi lain, faktor ekonomi dan pendidikan juga berkaitan,” katanya.Ia menambahkan, kekerasan terhadap perempuan dan anak tahun 2025 meningkat dari tahun sebelumnya, untuk Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak Januari hingga April 2025 sudah ada 85 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Setengah diantaranya adalah kasus kekerasan seksual. Wilayah Kendari menempati urutan teratas di Sultra dengan 22 kasus,” tuntasnya. (m2/c/nir)