Produksi Gabah Sultra Tembus 95 Ribu Ton

  • Bagikan
La Ode Muhammad Rusdin Jaya. (FOTO: FAYSAL/BKK)

KENDARI, BKK – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan tonggak sejarah baru dalam sektor pertanian. Dimana produksi gabah kering panen (GKP) Sultra tembus 95 Ribu Ton lebih dan cetak rekor terbesar dalam 6 tahun terakhir. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, bahwa pada Mei 2025, produksi gabah kering panen diproyeksikan mencapai 95.621 ton dari luas tanam sebesar 22.767 hektare.”Jadi, ini akan menjadi rekor produksi terbesar dalam lima hingga enam tahun terakhir,” terang Rusdin, Kamis (15/5).Dikatakan, angka tersebut jauh melampaui capaian April 2025 yang hanya mencatat luas tanam 18.622 hektare dengan potensi GKP sebesar 78.212 ton. Dikatakan, lonjakan produksi pada Mei menunjukkan hasil dari konsistensi kebijakan pertanian yang dijalankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra dalam menjaga stabilitas dan ketersediaan pangan, terutama beras.”Data Distanak mencatat, Kabupaten Konawe masih menjadi daerah dengan luas areal tanam terbesar di Sultra, yakni mencapai 7.503 hektare. Disusul Konawe Selatan dengan 4.970 hektare, dan Bombana 2.092 hektare. Ketiga daerah ini menjadi pilar utama produksi padi di Sultra, menyumbang lebih dari separuh total luas tanam di seluruh provinsi,” jelas Rusdin. Rusdin menambahkan, areal tanam tersebut tersebar merata di hampir seluruh wilayah kabupaten/kota, menandakan strategi pertanian yang inklusif dan menyentuh petani di berbagai penjuru.Lebih lanjut, Rusdin menuturkan bahwa lonjakan produksi ini tidak datang tiba-tiba. Pemprov Sultra di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sumangerukka (ASR) memang menargetkan swasembada pangan, sebagai salah satu program prioritas pembangunan daerah. Salah satu bentuk intervensinya, beber dia, adalah dengan memperluas akses petani terhadap pupuk, benih unggul, alat dan mesin pertanian (alsintan), serta peningkatan kualitas irigasi teknis.”Pemprov terus berkomitmen memastikan pasokan pangan tetap aman dan harga beras stabil. Ini bagian dari upaya nyata menuju kemandirian pangan. Dengan tren produksi yang terus meningkat, Sultra kini berpotensi menjadi salah satu daerah penyangga beras nasional di kawasan timur Indonesia,” paparnya. (r4/c/nir)

  • Bagikan