Uang Rp70 Juta Dipinjamkan, BUMDes Wuna Diduga Bermasalah

  • Bagikan

LAWORO, BKK – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wuna, Kabupaten Muna Barat (Mubar) yang dianggarkan dari Dana Desa yang mencapai ratusan juta, namun tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pasalnya, sejumlah Rp70 juta diduga dipinjamkan pada salah satu oknum caleg pada Pemilu 2024 yang lalu.

Salah seorang warga desa Wuna yang enggan disebutkan namanya menceritakan bahwa BUMDes di Desa Wuna tersebut bermasalah, pasalnya BUMDes tersebut sudah tidak berjalan dan pengelolaan tidak sesuai dengan bidang usaha yang seharusnya.

“BUMDes Desa Wuna itu sudah tidak berjalan pengelolaannya, padahal anggarannya sangat banyak, usaha BUMDes ini bergerak di bidang pertanian, tapi uanganya malah dikasih pinjam oleh caleg sebanyak Rp70 juta pada saat 2024 lalu,” ujarnya.

Dia juga mengaku sudah mempertanyakan kwitansi pinjaman salah satu oknum caleg tersebut pada bendahara BUMDes.

“Saya pernah tanyakan kwitansi di bendahara BUMDes, namun katanya kwitansi tersebut sudah diberikan pada kepala desa,” paparnya.

Seat media ini mengonfirmasi Kepala Desa Wuna, Samrudni mengaku tidak mengetahui perkara uang pinjaman tersebut.

“Saya tidak mengetahui hal itu, jadi saya harus konfirmasi dulu pada ketua BUMDesnya,” ujarnya, Selasa (27/5).

Dijelaskan, bahwa di 2024 lalu dana penyertaan BUMDes yang bersumber dari DD tersebut berjumalah lebih dari 100 juta, serta bidang usahanya bergerak di bidang pertanian.

“Setahu saya usaha BUMDes Wuna bergerak di bidang pertanian, yaitu pengadaan bibit dan pupuk untuk dijual di masyarakat, bukan simpan pinjam,” ungkapnya.

Ia juga mengaku belum melakukan evaluasi terhadap pengurus BUMDes, sehingga laporan pertanggungjawaban belom dilakukan.

“Makanya saya harus ketemu dulu Ketua BUMDesnya, karena masyarakat juga sudah melaporkan terkait itu kepada saya, tapi saat ini Ketua BUMDes masih di Kota Kendari,” katanya.

Sementara itu, Eks Ketua BUMDes Desa Wuna La Monduru juga mengatakan bahwa tidak mengetahui perkara pinjaman tersebut.

“Saya tidak mengetahui persoalan pinjaman itu dan BUMDes itu tidak bergerak di bidang simpan pinjam, makanya saya juga kaget ada pinjaman Rp70 juta itu,” herannya.

Dia juga mengaku bahwa dirinya tidak lama menjabat jadi Ketua BUMDes, karena dirinya sudah pindah domisili di Kendari.

“Saya tidak lama menjabat sebagai ketua, hanya berjalan sekitar 4 bulan. Karena saya sudah berdomisili di Kendari, sehingga secara administrasi sebagai ketua gugur dengan sendirinya, jadi yang mengetahui persis pengelolaan BUMDes adalah Bendahara dan Sekretaris,” ujarnya, Rabu (28/5), melalui telepon genggamnya. (k2/c/nir)

  • Bagikan