KENDARI, BKK- Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) kembali menunjukkan komitmennya didalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kali ini melalui penyelenggaraan program International Internship ke Taiwan. Program ini diluncurkan secara resmi, pada Senin (2/6). Lewat penandatanganan kerjasama antara Unsultra dan PT Sinar Mutiara Bangsa.
Penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dan perjanjian kerjasama atau Memorandum of Agreement (MoA) tersebut menjadi tindak lanjut dari diskusi yang telah diinisiasi sejak awal tahun, yang turut melibatkan mitra industri di Taiwan.
Kegiatan dilangsungkan secara tatap muka di kampus Unsultra dan disaksikan pula secara virtual oleh student counsellor (tutor) dari Taiwan, serta beberapa alumni program magang yang saat ini masih berada di negeri tersebut.
Rektor Unsultra, Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc.,Agric menyampaikan bahwa kerja sama ini bertujuan membuka peluang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman magang internasional yang berdampak langsung pada pengembangan kompetensi dan karakter.
“Program ini bukan hanya tentang magang di luar negeri, tapi bagaimana mahasiswa kita ditempa secara mental, mendapatkan pengalaman global, serta mampu menjadi duta bangsa di ranah internasional. Target kami minimal 50 mahasiswa bisa diberangkatkan ke Taiwan dalam gelombang pertama,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa, dengan terlaksananya kerjasama ini, Unsultra berharap program magang ke luar negeri bisa menjadi kegiatan rutin tahunan, bahkan ke depan menyasar negara-negara lainnya seperti kawasan Timur Tengah dan Eropa. “Kita ingin Unsultra terus berdampak, bukan hanya di lingkup lokal atau nasional, tapi juga di kancah global,” katanya.
Sementara itu, Direktur PT. Sinar Mutiara Bangsa, Edwar Tanujaya mengungkapkan bahwa, program magang internasional ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa Unsultra untuk bekerja di sektor industri manufaktur dan perhotelan di Taiwan.
Mahasiswa akan mendapatkan upah minimum sebesar 28.590 Dolar Taiwan per bulan, atau setara dengan Rp14 juta, yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan harian, akomodasi, asuransi, serta tabungan pribadi.
“Selain itu, mahasiswa juga dapat mengonversi aktivitas magangnya ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) sebagai bagian dari implementasi program Kampus Berdampak, kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” ungkapnya.
Persyaratan untuk mengikuti program ini cukup terbuka, yakni mahasiswa aktif Unsultra yang mendapatkan izin orang tua dan rekomendasi kampus, serta melampirkan dokumen seperti KTP, KK, paspor, hasil pemeriksaan kesehatan, ijazah terakhir, dan transkrip nilai.
“Salah satu alumni program magang, turut hadir dan membagikan pengalamannya selama mengikuti internship di Taiwan. Hal ini memberi gambaran nyata kepada calon peserta terkait suasana kerja, tantangan, serta manfaat jangka panjang yang bisa diperoleh,” terangnya. (din/r2)