RAHA, BKK – Ternyata untuk membangun jembatan penghubung Muna-Buton anggarannya sangat besar, yakni butuh Rp14 triliun.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ir Ridwan Bae saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Muna.
Ridwan mengatakan jika orang yang pertama kali mengusulkan ke pemerintah pusat pembangunan jembatan penghubung Pulau Muna-Pulau Buton, adalah mantan Bupati Muna juga mantan Gubernur Sultra almarhum La Ode Kaimoeddin.
“Saya kira saya orang pertama mengusulkan pembangunan jembatan penghubung Pulau Muna-Pulau Buton. Padahal begitu saya cek, ternyata sudah ada usulannya yang diusulkan almarhum Pak La Ode Kaimoeddin. Jadi, sudah lama diusulkan oleh pak Almarhum La Ode Kaimoeddin,” kata Ridwan Bae di hadapan Bupati Muna H. Bachrun, Wakil Bupati Muna La Ode Asrafil, Forkopimda Muna.
Ridwan mengatakan butuh anggaran sekitar Rp14 triliun, untuk membangun jembatan tersebut.
“Butuh anggaran sekitar Rp14 triliun, untuk membangun jembatan penghubung Muna- Buton ini. Jadi kita harus cari dana yang besar. Namun demikian alhamdulillah, tahap perencanaan ya sudah rampung,” jelas Wakil Ketua Komisi V DPR RI ini.
Ridwan mengaku terinpirasi dengan jembatan Bahtermas di Kendari. Kenapa jembatan Muna-Buton tidak dibangun.
“Saya terinspirasi adanya pembangunan jembatan Bahteramas di Kendari. Tapi saat saya masuk ke DPR RI, anggaran untuk pembangunan jembatan Bahteramas Kendari sudah disetujui. Ya kita tinggal mendukung. Tapi saya minta agar jembatan penghubung Muna-Buton juga dibangun,” paparnya.
Sebagai informasi panjang total jembatan penghubung Muna-Buton adalah 2.969 meter. Ini termasuk bentang utama dan jalan pendekat. Panjang bentang utama jembatan tersebut mencapai 765 meter, yang disebut-sebut akan menjadi yang terpanjang di Asia Tenggara. Jembatan ini direncanakan masing-masing dengan dua lajur. (tri/nir)
