Cegah Banjir, Gubernur Sultra Bakal Bangun Tanggul Baru di Sungai Wanggu

  • Bagikan
Gubernur Sultra Andi Sumangerukka saat meninjau lokasi banjir di Kelurahan Lepolepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari.

KENDARI, BKK – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka bakal membangun tanggul di Sungai Wanggu, di Kelurahan Lepolepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari.

Hal tersebut diungkapkannya setelah meninjau wilayah tersebut usai mengalami kebanjiran akibat meluapnya sungai, Minggu sore (29/6).

Dalam kunjungannya ke lokasi banjir, Andi menyampaikan bahwa pembangunan tanggul menjadi pilihan realistis, setelah mempertimbangkan keengganan warga untuk direlokasi.

“Nanti kita harus bangunkan tanggulnya itu. Jadi sekitar itu harus ada tanggul untuk menahan,” katanya saat ditemui di lokasi banjir.

Andi menjelaskan, pemerintah sebelumnya sudah menawarkan relokasi kepada warga yang tinggal di bantaran sungai, namun mayoritas menolak dengan berbagai alasan. Sehingga dengan pembangunan tanggul baru adalah solusinya.

“Karena kalau mau direlokasi pada umumnya mereka (warga) juga tidak mau. Karena sudah pernah ditawarin untuk relokasi karena itu ya mungkin beberapa inilah pertimbangan dengan teknis mereka tidak mau. Tapi kalau saya lihat dari sini sepintas maka tanggulnya kita bangun tanggul di situ supaya tidak ini ya,” tambahnya.

Gubernur juga menyebut ada sekitar 400 jiwa yang terdampak banjir kali ini. Karena itu, ia menegaskan pentingnya segera mencari dan mengalokasikan anggaran pembangunan tanggul demi keselamatan masyarakat.

“Saya akan cari anggarannya di mana. Karena kasihan ini masyarakat,” tambahnya.

Pembangunan tanggul Sungai Wanggu ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang, untuk mencegah banjir tahunan yang merugikan ratusan warga di kawasan Lepolepo dan sekitarnya.

Diketahui Ratusan warga di Kelurahan Lepolepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sultra terpaksa mengungsi akibat banjir kiriman dari hulu Sungai Wanggu yang meluap pada Minggu dini hari (29/6).

Data sementara mencatat sebanyak 172 kepala keluarga (KK) atau sekitar 402 jiwa terdampak. Ketinggian air mencapai hampir 2 meter di beberapa titik permukiman. (m3/c/nir)

  • Bagikan