KENDARI, BKK – Sebanyak 16 kelurahan dari 7 kecamatan di Kota Kendari terdampak bencana, baik banjir, pohon tumbang, hingga tanah longsor.
Berdasarkan data semetara yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, sebanyak 103 Kepala Keluarga (KK) atau 402 jiwa terdampak banjir, 12 rumah rusak akibat tanah longsor, 3 rumah terdampak pohon tumbang.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Kendari, Cornelius Padang menjelaskan, kejadian bencana tersebar di 16 kelurahan yang berada di 7 kecamatan, meliputi Kecamatan Kendari, Kendari Barat, Mandonga, Puuwatu, Kadia, Poasia, dan Abeli.
“Kami langsung melakukan peninjauan, koordinasi dengan camat, lurah dan instansi teknis, serta penanganan darurat di lapangan. Prioritas kami adalah keselamatan warga dan percepatan pemulihan kondisi,” jelas Cornelius, Senin (30/6).
“Akibat bencan tersebut juga, ada 1 tanggul penahan tebing kali dan 1 jembatan mengalami kerusakan,” paparnya.
Selain itu, kata dia, ada satu warga atas nama Muh. Rifky (16) di Kelurahan Alolama mengalami luka serius akibat tertimbun longsor. Sementara itu, 1 KK di Kelurahan Punggaloba harus diungsikan, karena rumahnya tergenang air.
Cornelius menambahkan, langkah penanganan yang dilakukan BPBD Kota Kendari bersama lintas OPD yakni melakukan survei dan asesmen cepat di lokasi terdampak, kemudian penanganan pohon tumbang di Kelurahan Watuwatu, Korumba, dan lainnya.
“Kami juga lakukan pembersihan material longsor bersama warga, koordinasi dengan Dinas PUPR untuk perbaikan tanggul dan jalan,” bebernya.
Selain itu, lanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari juga mendistribusikan bantuan darurat seperti terpal dan lainnya. Pihaknya juga mengimbau kepada warga di wilayah rawan bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Pohon tumbang di berbagai lokasi telah berhasil ditangani. Banjir sebagian besar telah surut dan rumah terdampak sudah mulai dibersihkan, kemudian warga bersama aparat kelurahan dan kecamatan bergotong-royong menangani dampak longsor,” imbuhnya.
Pemkot Kendari juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan akibat cuaca ekstrem. (m2/c/nir)