BPBD Sultra: 402 Warga Terdampak Luapan Sungai Wanggu Kendari

  • Bagikan
La Ode Saifuddin (topi biru, lengan putih) saat meninjau lokasi banjir Sungai Wanggu dan menemui para korban.

Kendari, BKK- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat sebanyak 402 jiwa atau 176 kepala keluarga (KK) terdampak banjir, disebabkan oleh luapan Sungai Wanggu di Kelurahan Lepolepo Kecamatan Baruga Kota Kendari.

Hingga Senin (30/6), banjir masih belum surut akibat hujan yang terus mengguyur wilayah hulu sejak 23 Juni 2025 lalu.

Kepala BPBD Sultra, La Ode Saifuddin, mengungkapkan bahwa banjir tersebut berdampak pada tujuh Rukun Tetangga (RT), yakni RT 002, RT 003, RT 004, RT 010, RT 012, RT 013, dan RT 014. Sementara itu, pendataan dampak kerusakan rumah warga masih terus dilakukan.

“Untuk data sementara total 176 kepala keluarga atau 402 Jiwa. Sedangkan dampak pada rumah warga masih dalam pendataan,” kata Saifuddin,  Senin (30/6).

Sebanyak 402 tersebut, kata Saifuddin, saat ini masih mengungsi. Pengungsian dilakukan di masjid, rumah keluarga, hingga di tenda pengungsian yang telah disediakan pemerintah setempat di Jalan H Lamuse Kelurahan Lepolepo. 

Dia menyampaikan banjir yang terjadi karena adanya intensitas hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir, membuat debit air sungai naik drastis dan meluap ke pemukiman warga.

“Hujan yang terjadi sejak tanggal 23 Juni sampai sekarang menyebabkan meluapnya Kali Wanggu,” ujarnya.

Dia menambahkan, pihaknya bersama instansi terkait telah menyalurkan bantuan tanggap darurat, di antaranya mendirikan tenda pengungsian, peralatan evakuasi air, logistik permakanan, layanan kesehatan, air bersih hingga dapur umum.

Selain itu, juga peralatan atau kendaraan seperti ambulance, truk tangki, mobil dapur umum, serta perahu karet juga disediakan. Tak lupa, pihak aparat keamanan turut di terjunkan di lokasi banjir hingga pengungsian.

Sementara itu, Ketua RT 13 Kelurahan Lepolepo,  Sarman, menjelaskan air hulu sungai naik sejak siang kemarin, Sabtu (29/6). Ketinggian bahkan mencapai hampir 2 meter.

“Banjir ini datang meski tidak turun hujan di sini. Air dari hulu naik terus sejak pukul 2 siang kemarin dan belum menunjukkan tanda-tanda surut. Ketinggian air bahkan mencapai hampir 2 meter,” ungkap Sarman, Senin (30/6).

Kata dia, sungai Wanggu memang menjadi muara utama dari beberapa aliran sungai di Konawe Selatan. Akibatnya, hujan di wilayah hulu otomatis menjadi ancaman serius bagi warga bantaran sungai di Kendari.

Sarman menyebutkan bahwa banjir kali ini merupakan yang terparah sejak pembangunan tanggul dan kolam retensi beberapa tahun lalu.

“Setiap tahun memang ada banjir, tapi biasanya tidak sampai masuk rumah. Sekarang, air sudah setinggi lebih dari satu meter di dalam rumah,” pungkasnya. (m3)

  • Bagikan