BPBD Sultra Tetapkan Kendari dan Busel Berstatus Tanggap Darurat Bencana

  • Bagikan
Kepala BPBD Sultra La Ode Saifuddin.

KENDARI, BKK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi menetapkan status tanggap darurat bencana di dua wilayah, yakni Kota Kendari dan Kabupaten Buton Selatan (Busel) setelah curah yang tinggi melanda daerah tersebut dalam beberapa hari ini.

Keputusan ini juga diambil menyusul dua daerah tersebut terjadi bencana yang terus meluas dan menyebabkan kerusakan signifikan, serta mengganggu aktivitas masyarakat

Kepala BPBD Sultra, La Ode Saifuddin mengungkapkan, status tanggap darurat diberlakukan karena kondisi bencana di kedua wilayah tersebut sudah masuk kategori darurat penanganan.

“Selain Kota Kendari, status tanggap darurat juga ditetapkan di Kabupaten Busel,” ungkapnya, Selasa, (1/7).

Banjir yang melanda wilayah Kelurahan Lepolepo, Kecamatan Baruga, Kendari, tercatat telah merendam empat RW dan empat RT. Sebanyak 103 kepala keluarga (KK) terdampak pada malam Sabtu dan Minggu, dan jumlah tersebut kembali bertambah pada malam Senin dengan tambahan 69 KK. Total saat ini terdapat 172 KK atau lebih dari 400 jiwa yang terdampak banjir.

“Untuk jumlah secara keseluruhan ya, kami masih menunggu dari teman-teman kecamatan. Sementara itu, tempat pengungsian terbanyak berada di masjid sekitar,” jelas La Ode.

Ia juga menyampaikan bahwa Gubernur Sultra bersama Kapolda telah meninjau langsung lokasi banjir dan tempat pengungsian pada malam kejadian.

Bahkan, Gubernur memberikan bantuan langsung kepada warga yang sakit, untuk dirujuk ke rumah sakit tanpa dipungut biaya.

Sementara itu, di Kabupaten Busel, banjir yang terjadi pada 23 Juni 2025 merusak fasilitas pendidikan, terutama bangunan SMA di wilayah Sampolawa.

Dia menjelaskan bahwa pihak Pemkab Busel telah menetapkan status tanggap darurat melalui Surat Keputusan (SK) Bupati, dan mengajukan permintaan bantuan kepada pemerintah provinsi.

“Kerusakan cukup parah karena bangunan
sekolah. Karena informasi dari Kepala BPBD setempat itu sekitar 3 meteran dari jurang. Jadi sekolahnya itu berada di jurang, dekat dengan laut-laut,” katanya.

Ia mengatakan, pihak provinsi pun telah menganggarkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi melalui Belanja Tak Terduga (BTT), sebagai bentuk respons terhadap permohonan yang masuk dari daerah.

Beruntung, hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa banjir baik di Kendari maupun Busel. Namun kerugian material cukup besar, terutama menyangkut rumah warga dan fasilitas umum.

Dapur umum telah didirikan oleh Dinas Sosial untuk membantu kebutuhan pengungsi selama tujuh hari ke depan di wilayah kota Kendari. BPBD juga bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan serta penanganan di lapangan.

BPBD Sultra menegaskan, pihaknya terus memantau wilayah-wilayah lain di provinsi yang rawan bencana, terutama saat curah hujan tinggi. Hingga saat ini, belum ada laporan resmi dari daerah lain seperti Konawe Utara atau Kolaka Timur terkait status tanggap darurat baru.

“Tanpa laporan tertulis dari BPBD kabupaten atau kota, kami tidak bisa merealisasikan kegiatan itu. Tapi kami tetap siap siaga dan terus memantau perkembangan,” pungkasnya. (m3/b/nir)

  • Bagikan