Rektor IAIN Hadiri Pertemuan Bersama Kapolda Perkuat Sinergi Cegah Radikalisme di Kampus

  • Bagikan
Pertemuan Rektor IAIN Kendari Prof Dr Husain Insawan dengan Kapolda Sultra Irjenpol Didik Agung Widjanarko. (FOTO:IST)

KENDARI, BKK- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag., bersama Wakil Rektor III dan Ketua DEMA Institut menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra), di Restoran Padi-Padi Kendari, Kamis (3/7).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kapolda Sultra Irjenpol Didik Agung Widjanarko bersama jajaran Pimpinan Polda Sultra, Pimpinan Perguruan Tinggi, dan Perwakilan Organisasi Kemahasiswaan se-Sultra.
 
Pertemuan yang diinisiasi oleh Direktorat Intelkam Polda Sultra ini mengusung semangat kolaborasi antara aparat penegak hukum dan dunia pendidikan tinggi, guna membangun sinergi yang kokoh dalam menangkal radikalisme dan paham-paham intoleran di lingkungan perguruan tinggi.

Rektor IAIN Kendari Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag menyatakan bahwa sinergi antara kepolisian dan perguruan tinggi sangat penting untuk menjaga kondusivitas kampus.

Ia menegaskan bahwa IAIN Kendari terus berkomitmen untuk membangun suasana akademik yang inklusif, moderat, dan terbebas dari pengaruh radikalisme.
 
“IAIN Kendari memiliki tanggung jawab moral untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan semangat kebangsaan yang kuat,” ujarnya.
 
Pertemuan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat hubungan kelembagaan antara Polda Sultra dan perguruan tinggi dalam merespon berbagai isu sosial, khususnya yang menyasar generasi muda.

Kegiatan ditutup dengan sesi dialog terbuka yang melibatkan pimpinan kampus, perwakilan mahasiswa, serta jajaran kepolisian.

Sebelumnya, Kapolda Sultra Irjenpol Didik Agung Widjanarko menyampaikan pentingnya membangun komunikasi yang sehat antara kepolisian dan komunitas akademik. Menurutnya, kampus merupakan ruang yang strategis dalam membentuk pola pikir kritis yang berlandaskan ilmu dan nilai kebangsaan.
 
“Mahasiswa harus berpikir kritis, tapi juga harus dibekali dengan ilmu yang kuat. Perguruan tinggi harus menjadi benteng nilai-nilai kebangsaan, bukan tempat tumbuhnya ideologi radikal,” jelasnya.
 
Kapolda juga mengajak mahasiswa untuk terus meningkatkan kompetensi diri agar mampu bersaing secara global dan berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa. (din/r2)

  • Bagikan