Dinkes Sebut Kasus TBC di Kendari Tembus 934 Kasus

  • Bagikan
Kabid P2P Dinkes Kota Kendari, Ellfi. (FOTO: SRI/BKK)

KENDARI, BKK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari menyebut bahwa Januari hingga Juni 2025, kasus TBC sudah tembus sebanyak 934 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kendari Ellfi mengimbau seluruh warga untuk menjadikan rumah sakit dan puskesmas, sebagai fasilitas pelayanan kasus Tuberculosis (TBC).

Karena, kata dia, layanan TBC di puskesmas maupun rumah sakit diberikan secara gratis.

“Pelayanan di puskesmas dan rumah sakit kita jamin gratis mulai dari skrining, dan dideteksi hingga sembuh. Termasuk seluruh jenis pengobatan yang diberikan mulai dari fasilitas kesehatan seperti sensitif obat dan resisten obat,” kata Ellfi, Senin (7/7).

Ellfi menyebut, kasus TBC di Kota Kendari sejak Januari hingga Juni 2025 sebanyak 934 kasus, yang ditangani dari 3.918 orang yang telah dilakukan deteksi atau skrining.

“934 kasus ini berhasil ditangani, dan jumlah pasien TBC yang sudah sembuh hingga Juni 2025 sebanyak 500 orang,” ujarnya.

Ia menyebutkan, untuk pencegahan penyakit menular itu pihaknya selalu mengedukasi masyarakat yang mengalami gejala tinggi seperti demam, batuk yang lebih dari dua pekan dan sudah mencoba minum obat batuk namun tidak sembuh.

“Masyarakat yang memiliki gejala ini agar segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan layanan kesehatan,” sebut Elfi.

Dalam penanganan kasus TBC di Kota Kendari, pihaknya juga intens melakukan deteksi secara dini kepada masyarakat guna menemukan gejala terpapar penyakit itu. Sebab, penularan penyakit ini kepada orang lain juga sangat cepat dibandingkan penyakit lain dengan melalui percikan air ludah atau batuk.

Selain melakukan deteksi dini, Dinkes Kendari juga mengupayakan investigasi kontak erat atau kontak serumah bagi seluruh pasien TBC sehingga bisa memutus mata rantai penularannya.

“Kemudian, kita juga menilai faktor risikonya, apakah rumahnya yang menjadi penyebab (sumbernya) atau tempat kerjanya, dan beberapa tempat beraktivitas lainnya dalam sehari-hari,” jelasnya.

Ellfi menambahkan, terdapat tiga kunci keberhasilan dalam mencegah dan mengobati penyakit menular TBC di Kota Kendari, yaitu pasien yang terpapar TBC menjalani pengobatan sampai dinyatakan sembuh.

Kemudian, orang yang menjadi kontak erat bersedia mengikuti skrining untuk mengetahui statusnya, dan terakhir mengetahui faktor risiko lingkungan pasien apakah sudah aman dari penyebaran virus TBC. (m2/c/nir)

  • Bagikan