Gubernur Dorong Integrasi Pariwisata Se-Sulawesi untuk Percepatan Ekonomi Kawasan

  • Bagikan
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR), saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional The Legend of Pongtiku IIyang digelar di salah satu hotel di Kecamatan Rantepao, Toraja Utara.

KENDARI, BKK – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka (ASR), bertekad mendorong pentingnya integrasi sektor pariwisata antarprovinsi di Pulau Sulawesi sebagai langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan.

ASR mengatakan konsep pengembangan pariwisata terintegrasi ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman wisata yang holistic dan berkjelanjutan

“Tujuan pariwisata terintegrasi adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, meningkatkan aksesibilitas darat, laut, dan udara di seluruh Sulawesi, meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, serta memperkuat promosi dan investasi, sekaligus melestarikan budaya dan lingkungan,” jelas ASR dalam keterangannya Selasa, (8/7).

Sebagai Ketua Badan Kerja Sama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS), Ia juga menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan pariwisata, termasuk dari sisi sosial ekonomi, budaya, dan lingkungan hidup.

Menurutnya, sektor pariwisata tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terhubung dan bersinergi dengan sektor lain seperti pertanian, perikanan, hingga infrastruktur.

“Pariwisata harus membuka akses ke wilayah-wilayah hinterland, serta menciptakan nilai tambah melalui pendekatan lintas sektor,” ungkapnya.

ASR turut mengungkapkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja sektor pariwisata Pulau Sulawesi berada di peringkat ketiga nasional setelah Jawa dan Sumatera.

Sebanyak 59% wisatawan nusantara di Sulawesi masih menggunakan kendaraan pribadi darat, meskipun infrastruktur jalan belum sebaik di Pulau Jawa.

Ia juga menyoroti potensi besar destinasi wisata kelas dunia di Sulawesi seperti Toraja, Geopark Maros-Pangkep, Likupang, Wakatobi, Karts Liangkobori, Keraton Buton, Taman Nasional Lore Lindu, Kepulauan Togian, Luwuk Banggai, hingga Labengki-Sombori.

“Destinasi wisata unggulan ini tersebar di seluruh provinsi dan saling terhubung secara geografis maupun tematik. Maka dari itu, sudah saatnya ada kesepakatan bersama dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) antar-Gubernur se-Sulawesi,” tandasnya.

ASR merinci beberapa poin penting dalam MoU tersebut, yakni, Peningkatan aksesibilitas, melalui pengembangan rute lintas pulau berbasis Live on Board (LoB) dan cruise. Peningkatan investasi, seperti pembangunan resort premium, layanan pelayaran (Pelni Cruise Charter/KM Umsini), serta pembentukan forum bisnis investasi pariwisata Sulawesi. Promosi pariwisata bersama, diantaranya melalui brand “Sail Sulawesi” sebagai identitas pariwisata regional.

Lanjutnya, pengembangan SDM pariwisata di tingkat lokal dan regional. Penyelenggaraan joint event seperti “Kemilau Sulawesi”. Pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal. Hingga event sport tourism, seperti lomba lari lintas provinsi bertajuk “Sulawesi Berlari”. (m3/c/nir)

  • Bagikan