Kalo Tolaki, Karya Seni Spiritual Langka

  • Bagikan
Bentuk Kalo Sara, benda upacara adat Suku Tolaki. (Repost IG @quenfuji_)

Kendari, BKK- Jika Anda mencari pengalaman wisata budaya yang lebih dari sekadar pertunjukan, maka menyelami makna Kalo, simbol sakral masyarakat Suku Tolaki, akan membawa Anda ke dalam pemahaman spiritual dan kosmologis yang mendalam.

Kalo bukan sekadar benda upacara. Ia adalah simbol utama dalam berbagai ritual adat yang menggambarkan hubungan harmonis antara dunia atas (langit dan roh leluhur), dunia tengah (alam manusia), dan dunia bawah (alam roh dan kesuburan tanah). Benda ini digunakan dalam berbagai momentum penting suku Tolaki, seperti upacara penyucian kampung (monahu wonua), upacara kematian, pernikahan, hingga pelantikan pemimpin adat.

Kalo dibuat dari beragam unsur alam—seperti rotan, kain putih, emas, perak, benang, akar-akar tumbuhan, daun pandan, bambu, hingga kulit kerbau. Setiap bahan yang digunakan mengandung simbol tertentu:

  • Kain putih melambangkan kesucian,
  • Rotan dan akar sebagai lambang kekuatan dan keterikatan antar dunia,
  • Logam mulia seperti emas dan perak mencerminkan kehormatan dan keluhuran,
  • Kulit kerbau melambangkan pengorbanan dan kekuatan leluhur.

Menariknya, pembuatan Kalo tidak bisa sembarangan. Hanya tokoh adat tertentu atau pemangku ritual yang boleh merangkainya, dalam suasana penuh kekhusyukan dan tata cara khusus. Ini menjadikan Kalo sebagai objek budaya sekaligus karya seni spiritual yang langka.

Beberapa festival budaya yang digelar tahunan juga menampilkan prosesi Kalo sebagai bagian dari upacara adat. Ini adalah kesempatan langka untuk melihat ritual suci yang masih hidup di tengah masyarakat modern. (adv)

  • Bagikan