Tomba, Warisan Anyaman Keranjang Muna

  • Bagikan
Keranjang Tomba sementara dibuat. (Foto: Ebit-Oyisultra.com)

Kendari, BKK- Jika Anda mencari kerajinan yang bukan hanya cantik tapi juga penuh makna, maka keranjang anyaman Tomba dari Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, wajib masuk daftar destinasi wisata budaya Anda. Di balik kesederhanaan bentuknya, tersimpan filosofi, ketekunan, dan semangat masyarakat agraris yang hidup selaras dengan alam.

Tomba bukan sekadar keranjang—ia adalah alat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Muna. Sejak dahulu, keranjang ini digunakan untuk mengangkat hasil panen seperti jagung, umbi-umbian, buah-buahan, bahkan kayu bakar. Ia hadir dalam hampir setiap rumah dan ladang, menjadi saksi bisu keseharian masyarakat yang menggantungkan hidup pada tanah dan hutan.

Yang membuat Tomba begitu khas bukan hanya bentuk atau fungsinya, tapi juga bahan pembuatannya. Berbeda dari keranjang biasa yang dibuat dari rotan, Tomba justru dianyam dari batang kayu Ko’oe, jenis kayu hutan lokal yang kuat, lentur, dan tahan lama. Kayu ini dipilih karena rotan kini semakin sulit diperoleh, dan Ko’oe menjadi alternatif ramah lingkungan yang lestari.

Menurut Wa Mesra, salah satu perajin dari Desa Liangkabori, satu batang Ko’oe bisa dibelah menjadi tiga bagian, masing-masing mencapai panjang dua meter. Proses pembuatannya dimulai dari pola dasar berbentuk lingkaran, menggunakan 16 ruas kayu untuk rangka dan 10 ruas sebagai pengikat, lalu dianyam menyilang membentuk tubuh keranjang yang kokoh.

Setelah selesai dianyam, Tomba dijemur hingga kering, menampilkan warna alami kayu yang elegan dan berkarakter. Hasilnya? Sebuah keranjang yang tak hanya kuat, tetapi juga indah dipandang.

Dalam satu hari, seorang pengrajin bisa menyelesaikan 5–6 buah Tomba. Ukuran kecil dan besar dengan kisaran harga puluhan ribu. Namun jangan salah nilai dari harganya—nilai budayanya jauh melampaui rupiah, terutama bila Anda melihat Tomba sebagai wujud hidup dari warisan turun-temurun yang masih dijaga hingga hari ini.

Kini, Pemerintah Kabupaten Muna mulai mendorong kerajinan Tomba sebagai produk unggulan wisata budaya, sekaligus upaya pelestarian tradisi dan pemberdayaan perempuan di desa. Desa Liangkabori tak hanya menawarkan kerajinan, tapi juga situs seni cadas purba yang bisa dikunjungi wisatawan—menjadikannya paket lengkap antara sejarah, budaya, dan kerajinan lokal. adv*)

  • Bagikan