KENDARI, BKK – Gerakan tanam cabai serentak menggema di seluruh Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), sekira 9.200 bibit cabai ditanam secara serentak di 17 kabupaten/kota.
Hal tersebut sebagai bagian dari upaya peningkatan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi daerah.
Wali Kota Kendari Siska Karina Imran, menekankan pentingnya gerakan ini sebagai aksi nyata dalam menghadapi gejolak harga pangan, khususnya komoditas cabai yang saat ini melambung tinggi.
“Harga cabai rawit di Kota Kendari saat ini mencapai Rp100 ribu per kg, dan ini memberi dampak langsung terhadap inflasi daerah. Dengan menanam cabai di pekarangan, kita tidak hanya menghemat pengeluaran, tapi juga ikut menstabilkan harga dan menjamin ketersediaan cabai di daerah,” jelas Siska Karina Imran, Kamis (17/7).
Melalui program bertajuk “Gerakan Tanam Cabai untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Mengendalikan Inflasi Melalui Penanaman Cabai di Pekarangan Rumah”, Wali Kota berharap PKK dapat mendorong pemanfaatan lahan sempit di sekitar rumah untuk kegiatan produktif.
“Kita tidak hanya menanam. Kita akan pantau hingga panen tiga bulan ke depan. Ini bukan sekadar seremoni, tapi awal dari gerakan berkelanjutan yang harus menjadi gaya hidup keluarga Indonesia, khususnya di Sultra,” tegasnya.
Lebih lanjut, dia juga mengajak seluruh kader PKK di semua tingkatan untuk menjadi agen perubahan dan pelopor di lingkungannya masing-masing, termasuk mengedukasi masyarakat soal pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga dan daur ulang bahan organik maupun anorganik.
Siska juga sangat mendukung gerakan tanam cabai yang dipusatkan di wilayahnya. Menurutnya, gerakan ini sangat tepat waktu, karena membantu menjaga pasokan dan harga cabai yang sedang mengalami lonjakan tajam. (m2/c/nir)