Pengamat: Penurunan Tarif Impor 19% AS Menekan Daya Saing

  • Bagikan
Pengamat Ekonomi Sultra, Syamsul Anam.

KENDARI, BKK – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan memberikan tarif sebesar 19%, untuk impor barang dari Indonesia ke Negeri Paman Sam. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tarif resiprokal awal yang dikenakan sebesar 32%.

Tarif yang diberikan oleh AS dinilai belum tentu menjadikan pasar Indonesia lebih kompetitif dibandingkan negara lain.

Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr Syamsul Anam mengatakan, peranan tarif impor barang itu biasa dilakukan dalam perdagangan internasional antara satu negara dengan negara lain. Untuk tarif sebelumnya itu dikenakan sebesar 32% dan mengalami penurunan menjadi 19%.

“Kita belum dapat informasi apa saja produk yang dikenakan tarif 19% itu, saat ini belum ada perjanjian tertulis antara Kementerian Perdagangan Amerika Serikat dengan Kementerian Perdagangan Indonesia. Jika kita sudah tahu jenis produk yang dikenakan tarif 19%, maka harus menghitung volume ekspor untuk jenis produk itu berapa besarnya,” ungkap Dr Syamsul, Senin (21/07).

Ke depan, kata Dr Syamsul, dengan kebijakan tersebut, maka biaya produksi tinggi dapat menekan daya saing. Mulai dari biaya listrik, biaya tenaga pekerja, harga logistik, serta biaya transportasinya, jika terakumulasi sudah tinggi maka harga produk yang dihasilkan bisa lebih mahal.

“Jadi, jika kita sudah tahu volume ekspor Indonesia terhadap Amerika untuk produk-produk yang terkena tarif, harus ada alternatif pasar selain Amerika. Agar tidak dikenakan tarif begitu besar, sehingga mengurangi daya saing,” ucapnya.

Dia menuturkan, kemampuan palaku usaha harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah seperti subsidi, perlindungan nilai rupiah terhadap dolar karena fluktuatif, sehingga palaku usaha berpotensi mengalami kerugian.

“Dampak dari kebijakan tarif baru ini harus dilihat tidak hanya dari sisi ekspor, tetapi juga dari sisi impor, terutama di sektor pertanian. Yang perlu diperhitungkan sekarang adalah dari sisi antisipasi dampak impornya,” tutupnya. (r5/c/nir)

  • Bagikan