O’Basu: Anyaman Tolaki dari Pelepah Sagu

  • Bagikan
Model awal terciptanya kerajinan O’Basu atau wadah tempat penyimpanan sagu.

Kendari, BKK- Ketika kaki melangkah ke jantung daratan Sulawesi Tenggara, Anda tak hanya menjumpai hamparan hutan sagu dan ladang subur, tapi juga warisan budaya yang hidup di antara pelepah dan ketelatenan: O’Basu, kerajinan tangan tradisional suku Tolaki.

Terbuat dari pangkal pelepah daun sagu, O’Basu bukan sekadar wadah. Ia adalah simbol keterhubungan manusia dengan alam, wujud dari nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun, dan bukti nyata bahwa seni, fungsi, dan lingkungan bisa berpadu dalam satu bentuk yang elegan dan fungsional.

O’Basu dibuat dari pangkal pelepah daun sagu—salah satu sumber daya alam paling melimpah dan lestari di wilayah Tolaki. Daun-daun ini tidak ditebang serampangan. Masyarakat memilih dengan bijak, hanya mengambil pelepah yang sudah layak, menjadikan kerajinan ini ramah lingkungan sekaligus mendukung keberlanjutan ekosistem lokal.

Desainnya mengerucut ke bawah, menciptakan bentuk alami yang tidak hanya cantik dipandang, tetapi juga praktis digunakan. Struktur ini membuat O’Basu mampu memuat hasil pertanian seperti ubi, sayur, dan buah-buahan dengan aman dan nyaman—bahkan digunakan juga untuk membungkus pati sagu, menjaga kebersihan dan keasliannya secara alami tanpa bahan kimia.

Setiap O’Basu dikerjakan dengan tangan, oleh pengrajin yang mewarisi keahlian dari orang tua dan leluhurnya. Prosesnya membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan cinta pada tradisi. Tak ada pabrik, tak ada mesin. Hanya tangan dan hati yang tahu caranya membuat satu demi satu helai pelepah sagu menyatu menjadi wadah bernilai seni tinggi.

Kerajinan ini bukan sekadar produk. Ia adalah bagian dari ritme hidup masyarakat Tolaki: digunakan saat panen, dibawa ke pasar, dijadikan bingkisan, bahkan dibagikan saat upacara adat atau ritual keagamaan.

Di era yang semakin sadar lingkungan, O’Basu menjadi alternatif bijak pengganti kantong plastik sekali pakai. Banyak komunitas lokal mulai mengampanyekan penggunaan O’Basu sebagai wadah belanja dan suvenir ramah lingkungan. Tak hanya mempercantik rumah Anda, O’Basu juga menjadi pernyataan sikap: Anda peduli budaya dan bumi ini.

Tak heran jika kini O’Basu mulai dilirik sebagai produk unggulan wisata budaya. Wisatawan yang datang ke wilayah Tolaki diajak bukan hanya untuk melihat dan membeli, tetapi juga mengalami sendiri proses pembuatannya melalui tur kerajinan dan workshop komunitas lokal. Sebuah pengalaman yang memberi arti lebih dalam dari sekadar membawa pulang oleh-oleh. O’Basu bukan sekadar kerajinan. Ia adalah cerita hidup yang bisa Anda genggam. (adv)

  • Bagikan