Sebanyak 31 Anak di LPKA Kendari Menerima Pengurangan Masa Pidana

  • Bagikan
LPKA Kelas II Kendari.

KENDARI, BKK – Sebanyak 31 anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kendari mendapat pengurangan masa pidana, dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional.

Pengurangan masa pidana sebagai bentuk penghargaan atas perubahan sikap dan semangat memperbaiki diri.

Kepala LPKA Kendari Mustar Taro mengatakan, Peringatan Hari Anak Nasional menjadi momen haru sekaligus pengingat bahwa setiap anak, bahkan yang sedang menjalani masa pembinaan, tetap punya hak yang sama untuk tumbuh dan kembali menata hidup.

“Di 2025 ini, dua anak mendapat pengurangan tiga bulan, dua anak dua bulan, dan 27 anak lainnya menerima remisi satu bulan,” ungkap Mustar Taro, Rabu (23/7).

Ia menegaskan bahwa Hari Anak Nasional menjadi momen penting bagi negara untuk menegaskan komitmennya pada hak-hak anak, termasuk mereka yang berhadapan dengan hukum.

Lebih dari sekadar potongan masa pidana, remisi ini menjadi bentuk pengakuan atas usaha para anak binaan untuk berubah.

“Ini bukan hadiah, tapi hasil dari kerja keras mereka sendiri. Kita hanya mengapresiasi,” tambahnya.

Selain itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sultra Fitriani Sinapoy, yang hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan pesan penuh harapan.

“Kami tahu, tak semua anak tumbuh dalam lingkungan ideal. Tapi masa lalu tidak harus jadi vonis seumur hidup. Anak-anak ini tetap berhak bermimpi dan punya masa depan,” ujar Fitriani.

Ia juga menyebutkan kolaborasi aktif dengan berbagai pihak termasuk komunitas FANTARI yang turut hadir untuk menyemangati anak-anak binaan melalui kegiatan seni dan motivasi.

“Mereka datang bukan sebagai penghibur, tapi sebagai teman sebaya yang membawa pesan: kamu tidak sendiri,” ungkapnya.

LPKA Kendari sendiri terus mendorong kerja sama lintas instansi seperti Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan agar anak-anak di dalam lembaga tetap bisa mengakses pendidikan, keterampilan, dan pembinaan karakter.

Hari Anak Nasional tahun ini membuktikan bahwa harapan bisa tumbuh di mana saja. Bahkan di balik tembok pembinaan, ada ruang bagi anak-anak untuk belajar, menyesal, tumbuh, dan kembali ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik. (m2/c/nir)

  • Bagikan