KBM Minta Presiden dan Kemendiktisainstek Percepat Pelantikan Rektor UHO Terpilih

  • Bagikan
Pelaksanaan demonstrasi KBM UHO yang menuntut percepatan pelantikan Rektor UHO terpilih, di Pelataran Rektorat UHO, pada Senin (28/7).

KENDARI, BKK – Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan aksi demonstrasi di Pelataran Rektorat UHO, pada Senin (28/7). Para demonstran tersebut menuntut dan meminta Presiden Prabowo Subianto turun tangan secara langsung dengan menginstruksikan percepatan pelantikan rektor terpilih.

Selanjutnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisainstek), untuk tidak tunduk pada tekanan politik serta melaksanakan pelantikan secara terbuka dan sah.

Perwakilan KBM dalam hal ini Wakil Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UHO, Muhammad Rochim mengungkapkan, Pemilihan Rektor (Pilrek) UHO telah usai. Prosesnya berjalan melalui mekanisme demokratis, terbuka, dan akuntabel. Namun anehnya, hingga kemarin, pelantikan rektor terpilih tak kunjung dilakukan.

Ketidakpastian ini bukan lagi sebatas masalah administratif. Ia telah menjelma menjadi ancaman serius bagi integritas institusi akademik.

Stabilitas internal kampus terguncang, arah kebijakan akademik menjadi buram. Pelayanan birokrasi melambat, tersendat, kehilangan arah.

Dan yang paling mengkhawatirkan, kepercayaan mahasiswa terhadap universitas terus tergerus, hari demi hari. Kondisi ini membuka ruang bagi kecurigaan. Muncul dugaan kuat adanya intervensi kekuasaan dari luar kampus, yang berusaha mengendalikan kepemimpinan universitas terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra) ini.

Dunia akademik, yang seharusnya steril dari manuver politik praktis, kini seolah dijadikan panggung oleh mereka yang rakus kendali. Namun perlu dicatat dengan tebal, perjuangan KBM UHO bukan soal membela satu nama, bukan sekadar soal siapa yang akan dilantik.

“Ini adalah perjuangan untuk menjaga marwah dan prinsip akademik. Sebab bila suara akademisi bisa dibungkam dan proses demokrasi dipermainkan, maka kehancuran dunia pendidikan tinggi hanyalah soal waktu,” ungkapnya.

KBM memperingatkan semua pihak yang berperan dalam kebuntuan ini, jangan main-main dengan masa depan universitas ini. Bila pelantikan tidak segera dilakukan, maka KMB UHO siap melawan. Perlawanan itu akan digelorakan di dalam kampus, di jalanan, dan di ruang-ruang publik nasional.

Hentikan sandiwara kekuasaan ini. Biarkan kampus bekerja, biarkan rektor memimpin. Dan biarkan UHO berdiri sebagai benteng ilmu pengetahuan bukan panggung politik murahan.

“Kami sudah memeriksa banyak hal dan memastikan proses ini berjalan sebagaimana mestinya. Sekarang kami hanya ingin kejelasan. Kalau tidak ada kepastian, kami akan tetap bertahan di kampus (duduki rektorat), bahkan siap bermalam,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Rektor UHO, Prof Zamrun melalui video call di WhatsApp berjanji kepada para KBM akan segera menemui menteri dan sejumlah pejabat terkait di kementerian, untuk meminta kepastian terkait jadwal pelantikan rektor.

“Tuntutan kalian (KBM UHO) yang sudah ditandatangani itu akan saya teruskan langsung ke pak menteri. Sambil menunggu kabar resmi dari kementerian, saya akan tetap berusaha maksimal. Karena ini menyangkut marwah institusi kita bersama. Makanya mari kita jaga kampus ini bersama-sama,” pungkasnya. (din/nir)

  • Bagikan