Harga Beras di Kendari Bikin Dompet Menangis

  • Bagikan
Salah satu penjual beras di pasar Mandonga Kendari. (FOTO: SRI/BKK)

KENDARI, BKK – Hingga kini harga beras di Kota Kendari, terus melambung dan dijual di atas harga eceran tertinggi (HET). Harga beras kualitas premium bahkan mencapai Rp 15.000 per kilogram. Kurangnya stok akibat gagal panen dan produksi beras yang lebih banyak dikirim ke luar daerah membuat harga beras terus melonjak.

Fitri (36), pedagang beras di Pasar Mandonga Kendari menuturkan, harga beras melonjak siginifikan selama satu bulan terakhir. Kenaikan harga terjadi hampir dua kali dalam setiap bulan, sehingga mencapai angka yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Untuk beras kualitas medium, saat ini dijual dengan harga Rp14.000 per kg atau Rp 680.000 per karung. Sebulan sebelumnya, harga beras ini masih berada di kisaran Rp12.000 per kg atau Rp650.000 per karung.

“Kalau untuk beras yang super (premium) kami tidak jual karena sudah terlalu mahal. Ecerannya saja bisa Rp 15.000 per kg. Kami ambil yang menengah saja biar modal tidak tertinggal,” katan Fitri, Senin (4/8).

Dia menyebut, harga beras yang melonjak membuat penjualan menurun drastis. Sebelumnya, Fitri bisa menjual 10 karung beras dalam sebulan. Namun, kata dia, saat ini, penjualan menurun karena para pembeli mengurangi belanja.

Sementara pedagang lainnya Adin mengatakan, hal ini disebabkan harga beras yang terus melonjak dalam beberapa waktu terakhir. Harga beras medium, misalnya, telah naik sejak Agustus, dari harga Rp580.000 per karung menjadi Rp615.000 per karung. Terakhir, ia menjual dengan harga Rp650.000 per karung.

“Untuk yang kualitas premium itu sekarang Rp720.000 per karung, kami jual Rp15.000 per kg. Mau tidak mau dijual segitu, karena harganya sudah tidak menutupi kalau tetap dijual Rp13.000 setiap kg,” ujar Adin.

Menurutnya, tingginya harga beras itu terjadi karena stok beras yang kurang akibat dampak kekeringan. Sebagian sawah petani terkena puso sehingga gagal panen. Saat ini, para pengepul berani membeli beras meski masih di penggilingan. Padahal, biasanya beras digiling dulu baru dibayar setelah tiba di lokasi tujuan. Hal ini terjadi akibat sulitnya mendapatkan beras di sentra-sentra penanaman.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari Abdul Rauf mengatakan, untuk mengurangi beban masyarakat terkait mahalnya harga beras, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari tengah memastikan ketersediaan pangan masyarakat guna membantu warga yang tergolong miskin, menstabilkan harga, dan mengendalikan inflasi di Kota Kendari dengan cara memberikan bantuan beras di kelurahan yang ada di Kota Kendari.

“Penyaluran bantuan CBP ini telah diluncurkan pertama di Kelurahan Watuwatu, dan ini akan berlanjut terus dan ditargetkan rampung dalam satu minggu,” kata Abdul Rauf.

Ia menambahkan, berdasarkan data, kurang lebih 17.676 keluarga penerima manfaat se-Kota Kendari akan menerima bantuan CBP dari pemerintah pusat.

Jumlah penerima bantuan berdasarkan kecamatan, yaitu Kendari (2.295) penerima, Kendari Barat (2.629), Mandonga (1.730), Puuwatu (2.232), Kadia (1.086), Wuawua (1.553), Baruga (947), Kambu (698), Poasia (1.167), Abeli (1.945), dan Nambo (1.394). (m2/b/nir)

  • Bagikan