Minyak Goreng di Konawe Langka

  • Bagikan

Jahiuddin

UNAAHA, BKK– Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Konawe bakal melakukan operasi pasar, menyusul terjadinya kelangkaan kebutuhan pokok dan kemudian mengalami lonjakan harga.

Kadisperindagkop Jahiuddin mengatakan, awal tahun memang terjadi beberapa kelangkaan bahan pokok yang menjadi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, di antaranya minyak goreng, sehingga banyak dikeluhkan masyarakat.

“Ada beberapa kebutuhan pokok yang harganya melonjak naik, seperti, gula, terigu dan minyak. Tetapi khusus minyak goreng bersubsidi ini sangat langka ditemui. Kemudian, itu tidak terjadi hanya di Konawe, tapi hampir merata di seluruh daerah. Dan, kami belum tahu persis kendalanya itu apa. Biasanya karena keterlambatan pengiriman dari distributor ke agennya,” katanya.

Karena hal ini menjadi keluhan dan tuntutan masyarakat, lanjut dia, maka pemkab akan bertindak mencarikan solusi, dengan menggelar pasar murah yang akan menggandeng beberapa instansi, seperti badan urusan logistik (bulog).

Ia mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog Konawe, namun instansi tersebut hanya memiliki persediaan stok beras, terigu, dan gula. Sedangkan minyak goreng bersubsidi tidak tersedia di gudang Bulog.

Atas dasar itu, kata dia, pihaknya sudah mengirim surat ke Kementerian Perdagangan dan pemerintah provinsi (pemprov) supaya dapat membantu menyediakan stok minyak gorengĀ  untuk kebutuhan operasi pasar murah. Dan diupayakan, ungkap dia, kebutuhan itu bisa memenuhi sampai pada Ramadan nanti.

“Jadi tujuan operasi pasar murah itu untuk menyediakan stok kebutuhan rumah tangga yang sementara langka, serta dapat menstabilkan harga jualnya. Karena, kalau ini tidak dilakukan pedagang bisa memanfaatkan dengan memainkan harga yang lebih tinggi. Dan, hal itu akan sangat merugikan masyarakat,” paparnya.

Masih kata dia, sebetulnya kelangkaan minyak goreng ini tidak seharusnya menjadi masalah krusial, karena masih ada jalan alternatif untuk menutupi kebutuhan itu, seperti, dengan memperbanyak mengkonsumsi masakan direbus.

“Ini lebih higienis, aman dari sisi kesehatan, serta murah dari aspek ekonomi. Tetapi ternyata minyak goreng ini menjadi kebutuhan prioritas. Bahkan berdasarkan survei kami, masyarakat justru resah atas kelangkaan. Sehingga, hal ini kami harus tanggap untuk segera menanggapi aspirasi masyarakat itu sendiri,” tuturnya.

Ia mengimbau masyarakat supaya tetap tenang, karena pemerintah masih mencarikan solusi.

“Kalau untuk terigu, beras, dan gula itu sudah siap. Kita tinggal menunggu suplai stok minyak goreng bersubsidi dari pusat dan provinsi. Setelah itu kita gelar pasar murah. Nah, untuk sementara masyarakat untuk bisa mencari alternatif lainnya, dengan memanfaatkan hasil lahan di perkebunannya. Seperti mengolah minyak kelapa lokal untuk dijadikan minyak goreng. Atau memperbanyak dulu masakan dengan cara direbus. Kalau masyarakat lokal di sini biasa mengistilahkan masak tawa oloho,” ujarnya. (irm/iis)

  • Bagikan