Penambang Batu di Konut Keluhkan Ramainya Pungli

  • Bagikan

Aktivitas penambang batu di Kecamatan Motui Konut. (FOTO:IST)

KENDARI, BKK- Penambang batu di Desa Poniponiki Kecamatan Motui Kabupaten Konawe Utara (Konut) mengeluhkan pungutan liar (pungli) yang dianggap merugikan.

Salah satu pengusaha yang mengeluhkan pungli ini, Madatuang, pemilik PT Mapakaraeng Batu Emas menyebut pungli di wilayah itu sudah sangat parah dan membuat pengusaha menjadi resah.

Perusahaannya yang menjadi salah satu suplayer atau penyuplai batu gunung ke PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) itu kerap dipungli.

“Sejak 2019 perusahaan saya beroperasi di sana, itu sudah ada pungli. Itu berupa uang sebesar Rp15 ribu per ton atau kalau per ritase itu sepuluh ton berarti Rp150 ribu per ritase,” ujar Madatauang, Selasa (22/2), di Kendari.

Madatuang membeberkan, modus operandi pungli yang dijalankan yakni melakukan pemotongan ketika pencairan dana dari hasil penjualan batu telah dilakukan melalui invoice.

Ia melanjutkan, jika dalam sehari di perusahaannya mampu menyuplai hingga seratus truk batu, maka angka pungli di tempat itu mencapai Rp15 juta per harinya.

“Oleh karena adanya pungli ini, banyak rekanan bisnis saya di sana yang gulung tikar. Saya juga sudah menyurat ke Bupati Konut, tetapi sampai sekarang belum ada tanggapan,” ungkapnya.

Menurutnya, dugaan pungli dilakukan oleh sekelompok warga, tidak hanya dilakukan terhadap mobil truk yang memuat batu, namun terhadap kendaraan lain yang melintasi jembatan yang terletak di wilayah izin operasi perusahaan miliknya.

“Biar mobil lain seperti mobil tangki pemuat BBM kalau lewat jembatan itu, mereka pungli. Padahal, jembatan itu adalah perusahaan saya yang bangun sebagai bentuk CSR,” terangnya.

Karena itu, ia meminta pihak terkait seperti dinas perhubungan dan kepolisian turun tangan menghentikan aksi pungli ini.

“Saya minta dengan sangat agar pemerintah bisa menghentikan ini. Kasihan kami para pengusaha kalau begini terus. Tidak dapat untung malah buntung kita,” pungkasnya. (cr2/iis)

  • Bagikan