Almarhum Ipda Imam Agus Husein Dikenal sebagai Sosok Rendah Hati

  • Bagikan
Pelepasan jenazah Ipda Imam Agus Husein di Halaman Makobrimob Polda Sultra. (FOTO:SUHARDIMAN/BKK)

KENDARI, BKK- Jenazah perwira Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Inspektur Polisi Dua (Ipda) Imam Agus Husein dimakamkan ke kampung halamannya, Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara (Sumut).

Pelepasan jenazah berlangsung di Halaman Makobrimob Polda Sultra, Selasa (12/4) pagi. Upacara dipimpin Kapolda Sultra Inspektur Jenderal Polisi (Irjenpol) Teguh Pristiwanto.

Sekitar pukul 07.30 Wita, upacara selesai. Jenazah langsung diberangkatkan ke Bandara Halu Oleo untuk diterbangkan ke kampung halamannya.

Kepala Bidang Operasi Satbrimob Polda Sultra Ajun Komisaris (AKP) Asri Dini menuturkan, jenazah dibawa ke kampung halaman menggunakan maskapai komersial, pesawat Lion Air dengan Nomor Penerbangan JT-987.

“Rute penerbangan beberapa kali persinggahan. Mulai dari Kendari ke Makassar, Jakarta, lalu ke Padang. Dari Padang, menggunakan jalur darat menuju Mandailing Natal. Prediksi tiba pukul 16.45 Wita,” ujar Asri ditemui disela-sela upacara pelepasan.

Asri mengatakan, sosok Ipda Imam dikenal bersahaja dan rendah hati. Almarhum baru dua tahun bertugas setelah menjalani pendidikan.

“Beliau (almarhum,red) cepat akrab bergaul dengan siapa saja. Dalam kegiatan apapun, dia selalu antusias dan semangat. Bagi personel di Unit II Subden II Gegana Brimob Polda Sultra, dia sosok pengayom,” ungkap Asri.

Diberitakan, perwira Unit Gegana Brimob Polda Sultra ini meninggal dunia usai pengamanan demonstrasi di Kota Kendari.

Demo yang dilakukan ribuan mahasiswa dari berbagai kampus ini berlangsun Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra, Senin (11/4).

Perwira Unit Gegana Brimob Polda Sultra ini meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kendari sekitar pukul 17.30 Wita.

Sekitar pukul 15.00 Wita, saat situasi di Depan Gedung DPRD Sultra mulai kondusif, Ipda Iman bersama personelnya kembali ke posko taktis di Perempatan Jalan Edi Sabara dan Brigjen M Yoenoes dengan mengendarai mobil taktis multifungsi lapis baja.

Saat mendekati posko, Ipda Imam bermaksud turun dari mobil rantis yang belum sepenuhnya berhenti dengan membuka pintu depan bagian kiri.

Tiba-tiba, pintu mobil menghantam bak mobil truk yang sedang parkir. Sehingga, pintu mobil rantis berbalik menghantam dada kiri korban.

“Tiba-tiba sesak napas, lalu dibawa ke RS Bhayangkara. Terus sekitar pukul 17.30 Wita, kita dapat kabar dari rumah sakit, sudah meninggal dunia,” terang Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Sultra Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Ferry Walintukan.

”Jadi, memang tidak ada hubungannya dengan massa. Dia bertugas di dalam mobil selama pengamanan aksi,” pungkas perwira polisi dengan tiga melati di pundak ini. (cr2/man)

  • Bagikan