Sulkarnain Bangga Petani Amohalo Sukses Terapkan Pola Tanam Organik

  • Bagikan
Wali Kota Sulkarnain (ketiga dari kanan) saat menghadiri panen raya di Kawasan Amohalo Kecamatan Baruga Kota Kendari, Minggu (5/6). (FOTO:MITA/BKK)

KENDARI, BKK- WaliKota Kendari Sulkarnain mengapresiasi petani Kawasan Amohalo Kecamatan Baruga yang sukses menerapkan pola tanam organik.

“Saya mengapresiasi kesuksesan para petani yang berhasil menerapkan pola tanam organik. Sehingga menghasilkan panen yang melimpah,” ujar Sulkarnain saat ditemui di lokasi panen raya, Minggu (5/6).

Dibeberkan, jika pada panen sebelumnya hanya bisa menghasilkan 5 ton per hektare, kali hasilnya meningkat menjadi 9,6 ton per hektare. Artinya ada peningkatan hampir 100%

Dengan keberhasilan tersebut, sambung Sukarnain, ke depan pihaknya akan menerapkan metode tanam yang sama pada lahan sekira 400 hektare di Lingkungan Amohalo.

Di tempat yang sama, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) Aryo Wibowo T Prasetyo mengaku, pihaknya ikut terlibat di sektor pertanian, karena sudah 3 tahun terakhir beras selalu menjadi penyumbang terjadinya inflasi.

“Dengan program tersebut diharapkan terus berkembang dan berkelanjutan dan bisa menciptakan kemandirian. Dengan begitu, petani tidak lagi bergantung pada pupuk bersubsidi yang perlahan mulai dihapus, tapi bisa menciptakan bibit sendiri,” kata Aryo Wibowo.

Menurutnya, petani sawah tidak hanya menghasilkan beras, namun ada bisnis yang harus dikembangkan, sehingga para pemuda bisa tertarik. Misalnya, adanya kerja sama dan pendampingan masyarakat untuk menggunakan digital farming, nantinya para petani bisa memantau perkembangan tanamannya melalui smart phone.

“Keberhasilan peningkatan produksi petani ini tak lepas dari peran Nugroho Widiasmadi dari Ansa School yang mengembangkan metode organik, dengna memanfaatkan kotoran ternak sapi sebagai pupuk dan urin sapi sebagai pembasmi hama,” jelasnya.

Aryo mengungkapkan, Nugroho dengan ramuan ajaibnya yang dinamakan MA 11 dia bisa mempercepat fermentasi kotor sapi. Jika biasanya fermentasi dilakukan hingga 3 minggu, kali ini hanya dalam 1×24 jam. (cr1/cr4)

  • Bagikan