Potensi Sumberdaya dan Industri Maritim di Indonesia

  • Bagikan

(Lisnawaty_Mahasiswa S3 IlmuPertanian UHO)

Wilayah perairan (laut, sungai, danau) yang menempati 72 % dari luas permukaan bumi menunjukan peranan dan potensi sumber daya alam untuk pembangunan suatu bangsa yang terintegrasi dengan wilayah tersebut.

Keberadaan wilayah ini mendukung aktifitas jalur perdagangan nasional dan internasional. Indonesia dengan status archipelago state dengan luas perairan 67% dan terletak pada posisi silang benua dan silang samudera mengambil keuntungan dari situasi ini.

Indonesia sebagai Negara kepulauan mempunyai sumber kekayaan baik dari sumber laut dan daratannya. Sumber kekayaan Indonesia berupa kekayaan alam yang mempunyai potensi besar untuk memakmurkan masyarakatnya. Seperti yang dijelaskan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2019) bahwa Indonesia memiliki banyak potensi kelautan, luas laut Indonesia mencakup 2/3 luas seluruh wilayah Indonesia yaitu 5,8 juta km2. Lebih dari 17.000 pulau dan 81.000 garis pantai di dalam laut tersimpan kekayaan alam yang luar biasa besarnya (Nikawanti, 2021).

Daerah pesisir dan laut memiliki berbagai macam keanekaragaman hayati yang mempunyai peranan dan fungsi masing-masing dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Keanekaragaman hayati tersebut merupakan potensi sumberdaya yang mampu menyokong kehidupan masyarakat pesisir dalam peningkatan kualitas kehidupan yang lebih baik. Sumber daya pesisir dan laut secara garis besar dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: sumber daya alam hayati, non hayati (mineral), dan energi. Ketiga jenis sumber daya tersebut merupakan kekayaan alam yang potensial untuk dikembangkan dan dikelola sebagai sektor pembangunan andalan di masa datang. Ekosistem alami yang terdapat di wilayah pesisir antara lain adalah terumbukarang (coral reefs), hutan mangrove, padang lamun (sea grass), pantai berpasir (sandy beach), formasipes-caprea, formasi baringtonia, estuari, lagunadan delta. Ekosistem buatan antara lain berupa; tambak sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan agroindustri dan kawasan pemukiman.

Sumberdaya pesisir merupakan salah satu kekayaan alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, akan tetapi pemanfaatan sumber daya tersebut sampai saat ini kurang memperhatikan kelestariannya, akibatnya terjadi penurunan fungsi, kualitas serta keanekaragaman hayati yang ada(Wibowo, 2021).

Sumberdaya alam hayati di laut Indonesia seperti perikanan perlu dijaga dengan baik dari praktik-praktik perikanan yang tidak lestari seperti Illeqal Unreported and Unregulated Fishing (IUUF) dan fisheries crimes baik dilakukan asing maupun domestik. Selain itu, budidaya perikanan laut (marine aquaculture) termasuk juga rumput laut perlu dikembangkan secara maksimal dan kekayaan laut di bidang perikanan perlu dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Pemanfaatan minyak, gas, mineral, arus, dan ombak untuk keperluan energi dan mineral masa depan. Sumberdaya alam non hayati yang tidak terbarukan seperti minyak, gas, dan mineral, serta sumberdaya alam non hayati yang terbarukan seperti energi angin, arus, dan ombak masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh bangsa Indonesia.

Kebanggaan Negara Indonesia dengan sumberdaya kelautannya sesuai dengan cita-cita Negara Indonesia yaitu menjadi poros maritim dunia. Kekuatan Indonesia sebagai negara kepulauan termakhtub di dalam Deklarasi Djuanda yang mana Indonesia diakui sebagai Archipelagic State atau Negara kepulauan oleh komunitas internasional. Rustam (2016) mengemukakan bahwa Indonesia memiliki keunggulan di bidang maritim yang tidak dimiliki oleh Negara lain.

Industri maritim merupakan suatu kegiatan industri berskala besar dengan berbagai aspek teknis terkait. Pengembangan industri maritim di Indonesia perlu ditindaklanjuti secara jelas pada era Revolusi Industri 4.0 yang menekankan pada proses revolusi teknologi manufaktur yang berpengaruh signifikan pada pola hidup dan kerja manusia. Konsep ini adalah implementasi dari berbagai operasi industri lintas bidang ilmu yang ditopang oleh teknologi informasi (TI) untuk peningkatan produktifitas dan kualitas (Plinta, 2016). Berbagai aktifitas industri maritim memerlukan sarana dan prasarana teknik untuk menunjang eksploitasi sumberdaya alam, energi dan berbagai aspek terkaitl ainnya. Berbagai inovasi iptek sangat dibutuhkan dari kalangan ilmuan dan teknolog untuk mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan.

Membangun infrastruktur maritim seperti pelabuhan-pelabuhan yang menjadi simpul aktivitas perdagangan dan penyediaan sarana perhubungan berstandar internasional, serta sarana jasa penunjang aktivitas perdagangan di kawasan pinggiran Indonesia. Konektivitas harus menjadi tulang punggung pembangunan yang Indonesia sentris.

Pengembangan wilayah dan peningkatan aktivitas ekonomi memerlukan tata ruang laut yang komprehensif untuk mendukung pemanfaatan sumberdaya kelautan secara optimal dan berkelanjutan. Tata ruang laut akan memberikan kepastian hukum dana lokasi ruang bagi pemanfaatan sumberdaya kelautan sehingga tidak ada tumpang tindih pemanfaatan di lokasi yang sama.

Potensi maritim dan kelautan yang begitu besar seharusnya dimanfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat. Namun, kenyataannya potensi itu belum dimanfaatkan dengan optimal. Hal itu berkontribusi pada angka kemiskinan yang masih tinggi. Sebagian diantaranya adalah nelayan dan masyarakat pesisir terkait yang tergolong kelompok paling miskin.

Eksploitasi dan kegiatan ilegal terhadap sumberdaya laut tanpa memperhatikan keberlanjutan memperburuk tingkat kesejahteraan dan kehidupan nelayan, khususnya nelayan kecil dan nelayan tradisional. Pencurian ikan yang dilakukan oleh nelayan asing, misalnya, di samping mengurangi pendapatan nelayan, juga merugikan negara.

Pencemaran laut dan kerusakan mangrove dan terumbu karang juga menambah masalah di sektor kelautan. Berdasarkan isu tersebut, perlu adanya tata kelola maritim secara terpadu serta bentuk implementasi pembangunan berkelanjutan diperlukan untuk mengelola sumberdaya laut di Indonesia. Sehingga tujuan untuk mengedepankan kesejahteraan bangsa dan negara untuk kedaulatan negara melalui sektor kemaritiman dapat tercapai. (*)

  • Bagikan