KENDARI, BKK – Tahun ini berdasarkan laporan per Juni 2022 Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat kasus baru human immunodeficiency virus (HIV) sebanyak 159 orang tersebar di Sultra.
Kepala Dinkes Provinsi Sultra dr Putu Agustin Kusumawati mengatakan, jika pihaknya menemukan kasus HIV langsung melakukan penyembuhan, sebab seseorang yang terkena HIV bisa meninggal dan daya tahan tubuhnya bisa menurun.
“Kasus baru HIV AIDS untuk 2019 sebanyak 314, 2020 sebanyak 319, 2021 sebanyak 285 dan 2022 berdasarkan laporan Juni sebanyak 159 orang,” katanya, Selasa (12/7).
Dikatakan, seseorang yang terkena HIV jika minum obat antivirus secara teratur dan menjaga pola hidupnya maka bisa melakukan aktivitas seperti biasa.
“Jadi itu yang kita jaga. Jadi seseorang yang terkena HIV tidak ada yang sembuh secara total. Dia sembuhnya hanya bisa melaksanakan aktivitas seperti biasa, seperti orang lain. Dan meninggalnya sebenarnya penyakit penyertanya yang membuat daya tahan tubuhnya turun ada penyakit masuk itu yang menyebabkan mereka meninggal,” ujarnya.
Dia bilang, kalau HIV-nya sendiri jika dijaga dengan rajin minum obat antivirus secara rutin maka seseorang yang terkena HIV bisa melangsungkan hidup sampai usia berapapun.
“Asal dia jaga betul. Dia meninggal justru penyakit lainnya nanti. Kalau untuk sekarang belum ada yang meninggal kalau tahun lalu ada. Olehnya kalau kita temukan kasus HIV kita langsung obati,” ungkapnya.
Putu Agustin menambahkan, seseorang yang terkena HIV bisa menularkan kepada orang lain walaupun sudah minum obat dengan cara hubungan seksual atau darah.
“Makanya mereka terkena HIV ndak boleh donor darah, terus kalau misalnya diterapi di RS diinfus harus dia sampaikan bahwa dia terkena HIV karena bisa mengenai petugas kalau darahnya ini. Dan sebenarnya seseorang yang terkena HIV ndak ada gejala nanti terkena penyakit lainnya baru muncul gejala,” paparnya. (cr3)
