Naik Harga, Avtur Bisa Dicampur Minyak Kelapa Sawit untuk Efisiensi

  • Bagikan
Dr Syamsir Nur.

KENDARI, BKK – Fenomena inflasi semua daerah di Indonesia memang terjadi kenaikan. Di Sulawesi Tenggara (Sultra) inflasi Juli di dorong oleh berbagai sektor, salah satunya yaitu sektor transportasi udara.

Namun, kini terjadi kenaikan harga di aspek transportasi udara karena biaya bahan bakar avtur yang mengalami kenaikan.

Pengamat ekonomi Sultra Dr Syamsir Nur mengungkapkan, maskapai bisa saja melakukan transformasi energi dengan menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan dasar pencampur avtur. Hal ini bertujuan agar maskapai mengejar efisiensi sehingga pelayanan terhadap masyarakat tetap berjalan walaupun ada tekanan biaya operasional.

Diketahui, kata Syamsir, selain mengejar provit, maskapai juga mempunyai komitmen membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi. Namun, kenaikan avtur akan menyebabkan maskapai menjual tiket dengan harga tertingginya, karena ada kebijakan pemerintah yang memberikan ruang. Tentunya menyesuaikan dengan biaya operasional yang dikeluarkan.

“Jadi, maskapai melakukan penyesuaian tarif harga tiket.  Tentunya juga dapat berdampak pada aspek pariwisata,” ungkap Syamsir, Rabu (11/8).

Dijelaskan, pemerintah berharap sektor pariwisata bisa jadi penopang pemulihan ekonomi. Yang dimaksud sektor pariwisata tersebut termasuk sektor transportasi, perdagangan besar dan eceran serta akomodasi makan dan minum.

Jadi, kenaikan harga tiket yang memicu adanya inflasi tersebut akan berimplikasi juga terhadap sektor pariwisata. Sehingga upaya pemulihan ekonomi daerah dapat terganggu.

Secara keseluruhan, lanjutnya, inflasi yang ada di Kendari didorong aspek transportasi. Akan tetapi, indeks harga konsumen masih cukup baik yang menunjukkan ada signal positif sektor konsumsi dan daya beli masyarakat sudah mulai membaik setelah ditekan pandemi.

“Walaupun pada suatu sisi ada dampak negatifnya inflasi terdapat perekonomian, tapi pemerintah tetap menjaga agar inflasi inti atau indeks harga konsumen tetap terkendali,” ucapnya.

Syamsir menambahkan, secara makro, sektor konsumsi rumah tangga tersebut diharapkan bisa pulih karena selama ini, sektor tersebut merupakan penopang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi.

“Situasi sekarang sektor konsumsi mulai pulih. Jika inflasi terus mengalami kenaikan maka dapat menekan mobilitas dan konsumsi masyarakat tidak optimal dalam menopang pertumbuhan ekonomi di daerah,” tutupnya. (cr4/ada)

  • Bagikan