Tingkatkan Minat Baca Anak Melalui Metode Read Aloud

  • Bagikan
Suasana kegiatan Komunitas Read Aloud Kendari (Krayon) bersama McDonald's Kendari.

KENDARI, BKK – Metode membaca nyaring atau read aloud menjadi salah satu cara yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan minat membaca anak.

Founder Komunitas Read Aloud Kendari (Krayon) Diah Masita mengatakan, dengan menumbuhkan minat membaca anak melalui read aloud maka secara tidak langsung juga dapat menumbuhkan budaya literasi di lingkungan keluarga maupun sekolah.

“Lihat perkembangan read aloud di Kendari memang masih sangat minim, karena memang masih banyak yang belum paham bahkan biasa menyandingkan dengan story telling atau berdongeng. Padahal, sebenarnya read aloud ini hal yang berdiri sendiri,” kata Diah, Kamis, (27/10).

Menurutnya, kesadaran orang tua untuk mengenalkan dan mengakrabkan anak dengan buku juga menjadi salah satu tantangan terbesar saat ini. Demikian juga dalam upaya membudayakan read aloud di lingkungan masyarakat Kota Kendari.

“Tantangan yang selama ini kami temui adalah karena memang anak-anak masih banyak yang lebih tertarik dengan handphone. Jadi masih banyak para orang tua yang berpikir bahwa tidak ada hal lain yang bisa membuat anak tenang kecuali dengan handphone. Tanpa adanya pendampingan dari orang tua,” ujarnya.

“Selain itu tantangannya juga biasa kalau orang tua sudah mau membacakan buku untuk anaknya kadang mereka bingung mau mulai dari mana. Tapi sebenarnya sebagai orang tua itu kita harus sadar bahwa kita juga harus terus belajar, karena tidak ada tempat belajar bagi orang tua selain kita belajar sendiri,” timpalnya.

Diah menilai, selain orang tua dan keluarga di rumah, pengetahuan dari sekolah atau guru di mana anak menghabiskan sebagian waktunya juga perlu. Dengan demikian, terjadi sinkronisasi dan dukungan lebih terhadap proses pengenalan serta pembudayaan read aloud kepada anak.

“Kami juga sudah pernah melakukan survei di sejumlah sekolah, dan kami menemukan masih ada sejumlah tenaga pendidik yang masih belum paham apa itu read aloud. Sangat miris sekali memang,” ucapnya.

Besar harapannya, para orang tua bisa tergerak untuk mendukung pertumbuhan anak dengan mengenalkan budaya read aloud kepada anak. Namun, read aloud ini juga adalah ilmu yang wajib diketahui oleh semua elemen masyarakat.

“Pesan saya kepada para orang tua bahwasanya anak-anak itu bukan tidak suka dengan buku atau bukan tidak mau membaca. Jadi ayo sama-sama kita tergerak untuk membacakan buka 15 menit saja dalam sehari, ini juga akan membangum bouding dan mengurangi tantrumnya. Jadi memang sangat banyak sekali manfaat dari membacakan dan mengenalkan buku kepada anak sejak usia dini,” tukasnya (P1/ada)

  • Bagikan