Ekspor Perikanan di Bumi Anoa Meningkat

  • Bagikan
Amdali Adhitama.

KENDARI, BKK – Ekspor perikanan di Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2022 meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 dari 690,32 ton menjadi 760,22 ton.

Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kendari, Amdali Adhitama mengatakan ekspor perikanan hingga Oktober di tahun 2022 ini telah melebihi pencapaian ekspor di tahun 2021.

“Ekspor perikanan Sultra pada tahun 2021 yakni sebesar 690,32 ton sedangkan pada tahun 2022 hingga bulan Oktober telah mencapai 760,22 ton,” katanya, Senin (7/11).

Dikatakan, selain dari segi jumlah yang diekspor meningkat, terdapat tambahan jenis komoditas yang di ekspor di tahun 2022 ini yakni ikan kerapu, lobster dan ikan tengiri.

Amdali menjelaskan, untuk komoditas paling banyak di ekspor Sultra di tahun ini yakni udang vaname dengan negara tujuannya Jepang.

“Selain itu untuk ekspor keluar negeri, kita di Sultra juga banyak melintaskan hasil perikanan ke daerah lain, seperti ke Makassar, Surabaya, Jakarta, Semarang dan Batam. Selain itu juga Sultra melintaskan juga hasil perikanannya di kawasan Indonesia Timur, seperti ke NTT, NTB bahkan hingga ke Papua,” ujarnya.

Ia menambahkan, terkait hambatan dari segi regulasi tidak ada sama sekali, malah pihaknya sebagai pelaksana sebuah regulasi sangat mendorong agar peningkatan ekspor perikanan meningkat.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, meski dari segi regulasi tidak terdapat kendala, tetapi pihaknya tidak menampikkan terdapat hambatan atau kendala dari sisi lainnya dan ini menjadi hal yang utama yakni terkait penyediaan fasilitas kontainer.

“Untuk kontainer jenis ini masih mengalami kesulitan dan harga sewanya pun terbilang cukup tinggi, karena mesti di datangkan dari Surabaya atau dari Makassar. Jadi kendala yang sering dihadapi pelaku usaha itu dan saya juga merasakan hal tersebut yakni kontainer ini selain harga yang mahal terkadang juga langka atau sulit mendapatkannya,” ungkapnya.

Olehnya itu, dirinya berharap, para pelaku ekspor nantinya bisa meningkatkan produksinya, kemudian mempertahankan kualitas mutunya untuk menjamin bahwa apa yang diekspor sehat, bermutu dan aman untuk dikonsumsi baik untuk masyarakat luas ataupun di negara tujuan ekspor.

“Karena jaminan mutu ini sangat berpengaruh dan berperan terhadap kepercayaan di negara tujuan ekspor,” tandasnya. (cr3/nan)

  • Bagikan