Terancam Krisis, Masyarakat Sultra Diimbau Manfaatkan Pangan Lokal

  • Bagikan
Ari Sismanto. (FOTO: FAYSAL/BKK)

KENDARI, BKK – Ancaman krisis pangan akibat resesi global kian mengintai. Salah satu skenario yang perlu dilakukan dalam menghadapi situasi ini adalah menyiapkan pangan lokal sebagai cadangan pangan.


Langkah ini pun berupaya dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra). Masyarakat yang ada di 17 kabupaten/kota diimbau agar bisa memanfaatkan pangan lokal dalam memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari.


Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sultra Ari Sismanto mengatakan, wilayah Sultra sangat kaya akan pangan lokal. Sehingga, perlu lebih dioptimalkan pemanfaatannya di tengah masyarakat secara baik.


“Jadi bila prinsip masyarakat sebelumnya kenyang harus dengan beras, sekarang tidak seperti itu lagi. Terlebih kita kaya dengan sumber pangan. Banyak potensi pangan lokal kita seperti ubi, sagu, jagung dan potensi lainya yang tidak kalah luar biasa,” terang Ari, Jumat (3/2).


Dijelaskan, jika melihat kandungan gizi yang ada pada pangan lokal seperti ubi, sagu, dan jagung, maka tidak kalah dengan beras. Bahkan jauh lebih sehat karena kandungan gulanya rendah.


“Sehingga dengan mengkonsumsi pangan lokal non-beras, maka potensi terserang penyakit gula darah jauh lebih rendah,” bebernya.


Dikatakan, saat ini salah satu daerah di Sultra seperti Kabupaten Bombana telah membudidayakan tanaman sorgum. Tanaman tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai pangan pengganti beras.


“Bila melihat kadar karbohidrat nasi dan sorgum hampir sama. Sehingga, kenyang tidak hanya dengan nasi. Banyak alternatif lain, seperti pangan lokal yang bisa kita manfaatkan secara baik,” ungkapnya.


Selain memanfaatkan pangan lokal, lanjutnya, masyarakat juga diimbau bijak dan lebih irit agar makanan tidak terbuang cuma-cuma.


Diakui, kondisi pangan utama beras di Sultra masih dalam kondisi aman hingga tiga bulan ke depan dengan stok 69 ribu ton.


“Tetapi kita perlu mempersiapkan kondisi-kondisi yang tak diinginkan dengan membiasakan konsumsi pangan lokal,” tutupnya. (r4/ada)

  • Bagikan