Nilai Impor Sultra Alami Penurunan Sebesar Rp1,54 Triliun

  • Bagikan

KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan nilai impor Sultra pada Desember 2022 mengalami penurunan sebesar Rp1,549 triliun. Turun 45,67% dibandingkan November 2022 atau turun 7,09% dibandingkan Desember 2021.


Kepala BPS perwakilan Sultra, Agnes Widiastuti mengatakan, untuk nilai volume impor pada Desember 2022 senilai 221,95 ribu ton. Mengalami penurunan sebesar 43,14% dibandingkan November 2022 atau naik 30,05% dibandingkan Desember 2021.


“Jadi, peningkatan volume impor golongan barang terbesar Desember 2022 dibandingkan November 2022 adalah mesin-mesin atau pesawat mekanik yaitu sebesar Rp51 miliar atau naik 58,91%,” ungkapnya, Senin (13/2).


Agnes menuturkan, untuk data terbaru terkait nilai impor Sultra masih data Desember 2022, untuk data Januari tahun 2023 baru akan dipublikasikan pada Maret mendatang, karena datanya masih diolah.


Lanjutnya, adapun tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Desember 2022 adalah Tiongkok senilai Rp858,9 miliar atau naik 16,54%, Singapura senilai Rp593,7 miliar atau meningkat 143,78% dan Kazakhstan senilai Rp102,6 miliar atau turun sebesar 16,93%.


“Jika dilihat menurut golongan penggunaan barang, secara kumulatif impor Januari hingga Desember 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan 21,05% dengan rincian nilai bahan baku/penolong mengalami peningkatan sebesar naik 27,73% dan diikuti dengan peningkatan barang konsumsi sebesar 158%,” ucapnya.


Agnes menambahkan, untuk neraca perdagangan Sultra pada Desember 2022 mengalami surplus Rp5,492 triliun. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan Sultra pada Januari hingga Desember 2022 Surplus Rp40,47 triliun.


“Kemudian untuk impor Sultra antara lain dari komoditi bahan bakar mineral, besi dan baja, mesin-mesin atau pesawat mekanik, gula dan kembang gula, serta berbagai oroduk kimia,” tutupnya. (r5)

  • Bagikan