BPS: NTP Menurun di Sultra

  • Bagikan
Agnes Widiastuti. (FOTO: WATY/BKK)

KENDARI, BKK- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Februari 2023 sebesar 98,97, mengalami penurunan 0,06% dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 99,03.


“Penurunan NTP dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,32 persen lebih rendah dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang juga turun sebesar 0,26%,” terang Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, Jumat (3/3).


Dijelaskan, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.


“NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi,” ungkapnya, Jum’at (3/1).


Agnes menuturkan, untuk NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut yakni subsektor tanaman pangan (NTPP) sebesar 96,42, subsektor hortikultura (NTPH) 110,08, subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 95,49.


“Kemudian, subsektor peternakan (NTPT) sebesar 108,09 dan subsektor perikanan (NTNP) 103,45,” ucapnya.


Agnes menuturkan, untuk indeks NTP Nasional tercatat sebesar 110,53 atau naik sebesar 0,63% dari bulan sebelumnya sebesar 109,84. Pada Februari 2023, secara nasional 24 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 10 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP.


Lanjutnya, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada kabupaten-kabupaten di provinsi Sultra pada Februari 2023, NTP mengalami penurunan sebesar 0,06% dibandingkan NTP Januari 2023, yaitu dari 99,03 menjadi 98,97.


“Penurunan NTP pada Februari 2023 disebabkan oleh penurunan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih rendah dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal yang juga mengalami penurunan,” tutupnya. (r5/man)

  • Bagikan