KENDARI, BKK – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan mutasi dari Flu Burung (H5N1) yaitu 2.3.4.4b alias Highly Pathogenic Avian Influenza (HAPAI) telah masuk Indonesia. Menanggapi ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyampaikan untuk di Sultra sampai saat ini belum ditemukan kasus flu burung.
Kepala Distanak Sultra Dr La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi agar kasus flu burung tidak terjadi di Sultra.
“Jadi kita sudah mengantisipasi. Dan ciri-ciri flu burung yang bisa kita lihat secara kasat mata ada tiba-tiba kumpulan unggas yang tiba-tiba mati seperti ayam dan bebek. Jadi kalau tiba-tiba mati dalam jumlah banyak itu yang kita waspadai,” katanya saat diwawancarai, Senin (6/3).
Dikatakan, jika ada kasus pihaknya dari tim kesehatan hewan akan segera turun untuk melihat secara langsung dan langsung melakukan uji lab.
“Dan sampai saat ini sesuai laporan dari kabupaten/kota belum ada terkait dengan penyebaran flu burung ini,” jelasnya.
Mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sultra bilang, pihaknya terus melakukan langkah mengantisipasi agar tidak terjadi flu burung di Sultra mengingat dalam waktu dekat akan memasuki bulan suci ramadan.
“Jadi kita mengantisipasi. Jangan sampai stok kita terhadap ketersediaan daging ini bisa mempengaruhi kalau ada gejala flu burung,” ungkapnya.
Rusdin menambahkan, untuk stok pakan khususnya daging ternak, beras dan telur sampai April mendatang stok masih mencukupi.
“Yakni untuk daging sapi untuk Maret-April kita ada 230,724 kilogram (kg), daging ayam stok sebanyak 630,258 kg dan telur ayam 672,490 kg. Jadi data ini berdasarkan proyeksi tahun kemarin itu mencukupi untuk menghadapi ramadan, lebaran idulfitri dan iduladha,” pungkasnya. (r4)