BPS Sebut Nilai Tukar Petani di Sultra Naik Sebesar 0,94%

  • Bagikan

Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti. (tengah). (FOTO: WATY/BKK).

KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) Sultra pada bulan Februari 2024 tercatat naik 0,94% dari 107,83 menjadi 108,85.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti menjelaskan NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.

“Kenaikan NTP ini disebabkan karena
indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,23%. lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,29%,” ungkapnya, Senin (4/3).

Agnes menuturkan berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada kabupaten-kabupaten di Sultra, NTP mengalami kenaikan sebesar 0,94% dibandingkan NTP Januari 2024, yaitu dari 107,83 menjadi 108,85.

“Kenaikan NTP disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih tinggi dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga yang mengalami kenaikan lebih rendah,” ucapnya.

Agnes mengungkapkan kenaikan NTP dipengaruhi oleh naiknya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,57%, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,64%, dan subsektor perikanan sebesar 1,83%.

Sedangkan subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu subsektor hortikultura sebesar 0,71%, dan subsektor perikanan sebesar 1,83%.

Agnes menambahkan, ada sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang diterima petani bulan Februari 2024 adalah kakao/coklat biji, jeruk, gabah, jagung, biji jambu mete, ikan layang, tomat, ikan kembung, ketela pohon, dan ikan tongkol.

“Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima petani adalah durian, ayam ras pedaging, cengkeh, rambutan, cabai rawit, cabai
merah, sapi potong, pala biji, pisang, dan ikan bandeng payau,” tutupnya. (r5/r2)

  • Bagikan