Siswa SDN 85 Kendari Diedukasi Penanaman Sayuran Sistem Hidroponik dan Polibag

  • Bagikan

Kepala SDN 85 Kendari bersama siswa disamping Tanaman Sawi dengan media tanam sistem hidroponik. (FOTO:SUMARDIN/BKK)

KENDARI, BKK- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Kendari melalui satuan pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) melakukan penanaman bibit sayuran di lingkungan sekolah.

Hal ini sebagai upaya mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) dalam hal mengatasi inflasi di Kota Kendari.

Program ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 85 Kendari. Tercatat berbagai komoditi berhasil dipanen dan dijual kepada para guru dan orang tua siswa, mulai sawi, tomat, bayam, kangkung, daun sup, daun bawang, terong, kemangi dan lainnnya.

Kepala SDN 85 Kendari Hj Nahadeng SPd menuturkan sekolah yang dipimpinnya tidak mempunyai lahan kosong, sehingga untuk menanam, warga sekolah memanfaatkan teknik penanaman di Polibag dan hidroponik tanaman sayuran sawi.

Sedangkan, sambungnya, di Polibag ditanamani sayuran seperti tomat, bayam, kangkung, daun sup, daun bawang, terong, kemangi dan lainnnya.

Disebutkan, untuk yang merawat tanaman hidroponik, adalah siswa kelas 6, sedangkan yang merawat tanaman di polibag, siswa kelas 1 sampai kelas 5.

“Alhamdulilah kami sudah beberapa kali panen tanaman yang dibudidayakan di lingkungan sekolah ini. Utamanya tanaman hidroponik,” ujarnya, Rabu (24/4).

Ia mengungkapkan pihaknya saat ini sedang atau sementara mengganti tanaman yang sudah mati dengan tanaman sayuran baru.

Katanya, bibit dan nutrisi (pupuk) tanaman dibeli dari toko tani, dari harga operasional itu pihak sekolah bisa menentukan harga jual sayuran.

Misalnya, harga sayur sawi hidroponik dihargai 3 pohon Rp10 ribu. Kemudian terong dihargai 3 buah Rp5 ribu. Dari hasil panen sayuran tersebut dibelikan kembali bibit sayuran. Sebutnya kalau masih ada sisa uang, akan masuk dalam Kas Kelas masing- masing.

“Tapi sekarang ini memang sudah masuk musim penghujan, ada beberapa komoditi sayuran yang gampang terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang membuat tanaman mati, seperti tomat. Makanya kami sebisa mungkin mengantisipasi OPT tersebut,” ucapnya.

Bebernya, program ini selain membantu Pemkot juga dapat membantu mengedukasi para siswa tentang cara menanam, merawat, panen sampai dijual.

Lanjutnya, yang tadinya siswa tidak pernah menanam sendiri sekarang sudah bisa merawat dan memberikan pupuk dengan dipandu para guru lingkup sekolah.

“Kita harapkan, edukasi yang diberikan pihak sekolah kepada siswa ini dapat diterapkan di rumahnya masing- masing dalam hal pemanfaatan pekarangan,” pungkasnya. (din/r2)

  • Bagikan